“Kami sudah usulkan, tapi DPP mengabaikan itu," kata Constant Karma di Jayapura, Sabtu (21/9/2024).
Kandidat yang diusung DPP Golkar saat ini, kata Constant, bukan atas dasar pertimbangan kader-kader Golkar Papua.
Sehingga, saat pengumuman kandidat oleh DPP Kader Golkar di Papua sedikit resah.
Baca Juga: Ada Dugaan Penggunaan Surat Keterangan Palsu di Pilgub Papua, Anggota DPR RI Angkat Bicara
Pasalnya keputusan tersebut bukan kandidat yang diusulkan kader Golkar Papua yang sudah berupaya melakukan lobi politik dengan DPP.
Namun, keputusan DPP justru di luar harapan para kader.
"Kita tidak tahu dasar DPP usung kandidat saat ini seperti apa, karena kami telah mengusulkan kader ke sana tapi keputusannya lain," jelasnya.
Menurut Constant, sekalipun kader Golkar dinilai tidak layak untuk diusung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Papua, seharusnya DPP dapat memilih kader dari partai politik lain yang sudah jelas elektabilitas dan kapabilitasnya.
Seperti halnya PDIP mengusung BTM di Pilkada Papua yang menurut Constant sudah tepat.
Baca Juga: Tidak Ada Kotak Kosong, PDIP Usung BTM Maju Pilkada Papua
Sebab BTM memiliki rekam jejak yang baik.
"Tapi yang terjadi Golkar justru pilih orang yang bukan dari partai politik dasarnya apa," tandasnya.
Dengan melihat fenomena politik tersebut, diapun mengambil keputusan untuk memenangkan BTM-YES.
Diapun mengajak para kader Golkar di Papua pun juga simpatisan Golkar untuk berbalik arah mendukung BTM-YES.
"Saya mengajak kader Golkar Papua dan Simpatisan berbalik arah mendukung BTM-YES sebagai Calon Gubernur - Wakil Gubernur Papua, untuk kepastian masa depan kita bersama yang lebih baik," tegasnya.