CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA- Debat Publik Pilkada Kota Jayapura kini sudah berakhir.
Adapun debat publik ketiga yang diikuti 4 Pasangan Bakal Calon yang berlangsung di gedung Papua Youth Creative Hub berlangsung sedikit panas.
Hal ini terjadi pada saat sesi tanya jawab antar Paslon nomor urut 3, Boy Markus Dawir-Dipo Wibowo kepada Paslon nomor urut 2 Jhony Banua Rouw-H. Darwis Massi.
Ketika itu moderator memberikan waktu kepada Paslon nomor urut 3, BMD-DIPO memberikan pertanyaan kepada Paslon nomor urut 2 JBR-HADIR.
Boy Markus Dawir membuka pertanyaan dengan menyingung soal bedah 4000 rumah dan pemberian beasiswa bagi 5000 siswa di Kota Jayapura yang dikoarkan oleh pasangan JBR-HADIR selama masa kampanye.
"Pertanyaan saya, tolong saudara jelaskan sumber dananya dari mana, apakah uang pribadi atau uang Negara dari APBD Provinsi atau APBN dari Kementrian PUPR dan Kementrian Pendidikan,"tanya Boy Markus Dawir dengan tegas.
Moderator memberi Jhony Banua Rouw waktu dua menit untuk merespons, pria yang biasa disapa JBR ini menjawab bahwa ia dan BMD adalah sama-sama mantan anggota DPR Papua.
"Jadi, selama saya melakukan reses, kunker dan hearing, selalu saya terima aspirasi dari masyarakat soal rumah yang tidak layak, beasiswa dan biaya sekolah yang mahal, sehingga saya memperjuangkan apa yang diminta oleh masyarakat tersebut,"terang JBR.
JBR menjelaskan, jika pihaknya di Partai Nasdem memang ada aspirasi yang berjenjang.
"Kalau di Kota kita tidak bisa perjuangkan maka kita akan bawa ke Provinsi, demikian jika di Provinsi tidak bisa kita bawa ke Pemerintah Pusat,"terangnya.
JBR mengaku, ada 4000 unit rumah yang sudah mereka rehap dan dananya bersumber dari APBN hasil aspirasi Partai Nasdem di Pusat.
"Saya mau katakan Dinas PUPR Kota Jayapura tidak pernah mendata ini, tetapi kader kamilah yang mendata dilapangan meminta KTP, KK dan mengambil foto dimasyarakat, kemudian kami bawa ke Jakarta untuk diperjuangkan, karena program itu ada di Pusat,"tutur JBR dengan nada sedikit tinggi.
JBR menjelaskan, jika bedah rumah ini tidak perlu memakai uang APBD, tetapi pemimpin harus cerdas supaya bisa bawa uang dari Pusat untuk melayani masyarakat di Papua.
Selain bedah rumah, JBR juga menyingung jika ada sekitar 3000 siswa akan mendapatkan bantuan dana dari Program Indonesia Pintar (PIP) yang diperjuangkan olehnya di Pemerintah Pusat.