• Senin, 22 Desember 2025

SEJARAH Bandara Frans Kaisiepo: Dibangun saat Perang Dunia 2, Dinamai Bandara Mokmer

Photo Author
- Senin, 29 April 2024 | 17:23 WIB
Bandara Frans Kaisiepo yang dulunya bernama Bandara Mokmer di Biak, Papua. (Facebook @Biak)
Bandara Frans Kaisiepo yang dulunya bernama Bandara Mokmer di Biak, Papua. (Facebook @Biak)

Dengan peralatan yang serba lengkap mereka membangun semua fasilitas termasuk prasarana angkutan udara untuk mobilitas tentara, logistic dan basis pertahanan.

Di Biak dibangun beberapa landasan lapangan terbang yaitu: lapangan terbang (Boroku Manuhua) di perkampungan Boroku, di Samau dibangun lapangan terbang Sorido dan di perkampungan Ambroben dibangun lapangan terbang Mokmer yaitu bekas lapangan terbang Jepang yang diperpanjang serta diperluas dengan ukuran (3000m x 40m).

Lapangan terbang tersebut dipergunakan RAAF (Royal Australia Air Force) atau Angkatan Udara Australia yang bertugas sebagai tentara Sekutu.

Pendudukan tentara Sekutu di Biak berakhir menjelang akhir tahun 1946.

Diberi Nama Bandara Mokmer oleh Pemerintah Belanda

Pada 1947, perang usai dan Belanda masuk dan menguasai lapangan terbang ini.

Sejak itu, lapangan terbang di tepi Pantai Ambroben ini dinamai Bandara Mokmer.

Dengan adanya surat keputusan HAK PAKAI oleh Gubernur Nieuw Guinea atas nama Angkatan Laut Belanda di Biak, Nomor:38/a.2/1935 tanggal 17 – September – 1953 sehingga lapangan terbang Boroku yang digunakan oleh Bureau Luchtvaart ditutup, karena untuk operasi penerbangan komersial, dan Belanda mencarikan lokasi baru dan pilihan jatuh pada bapangan terbang Mokmer bekas lapangan terbang Jepang/RAAF (Royal Australia Air Force).

Pada tahun 1952 Bureau Luchtvaart melakukan pembangunan lapangan terbang pada lokasi kampung Ambroben dan pembangunan di kerjakan secara bertahap.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Menhub Cabut Status Internasional Bandara Frans Kaisiepo Biak di Papua

Tahap pertama dibangun untuk dapat menampung jenis pesawat DC – 3 dan selesai pada tahun 1953/1945.

Untuk mendukung keberadaan bandara ini, Belanda melakukan beberapa pembangunan, termasuk membangun hotel yang hanya berjarak 2 menit jalan kaki dari bandara.

Hotel tersebut didirikan oleh maskapai milik Belanda, KLM, dan dinamai RIF Hotel.

Peletakan batu pertama dilakukan tahun 1952, dengan tujuan menjadikan Biak sebagai bagian dari rute penerbangan internasional KLM.

Selanjutnya kegiatan penerbangan komersial mulai dialihkan ke pelabuhan udara Mokmer dari lapangan terbang Boroku (Manuhua).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB
X