• Minggu, 21 Desember 2025

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Photo Author
- Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB
Neisen Monim saat memberikan pelayanan kesehatan di Kampung Semografi, Diatrik Web, Kabupaten Keerom, Papua beberapa waktu lalu. (CEPOSONLINE.COM/Istimewa)
Neisen Monim saat memberikan pelayanan kesehatan di Kampung Semografi, Diatrik Web, Kabupaten Keerom, Papua beberapa waktu lalu. (CEPOSONLINE.COM/Istimewa)

Harapan Besar di Kampung Kecil

Di tengah belantara Papua, di ujung negeri yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, terhampar sebuah kisah tentang pengabdian yang melampaui batas.

Jauh dari gemerlap kota dan fasilitas mewah, jejak langkah seorang perawat yang memilih untuk menabur harapan di tanah yang nyaris terlupakan.

Laporan: Erianto Pasae - Keerom

 

Dialah Neisen Monim, pria tangguh asal Kabupaten Jayapura, yang selama 18 tahun terakhir telah menjadi denyut nadi kesehatan di Distrik Web, Kabupaten Keerom, tepatnya di Kampung Semografi.

Semografi sebuah kampung yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini. Jaraknya 150 kilometer dari Arso, jantung Ibu Kota Kabupaten Keerom.

Butuh waktu 8-9 jam dengan mobil gardan ganda dari pusat kota Keerom, melintasi jalanan berlumpur yang tak kenal ampun untuk bisa tiba di Kampung Semografi. Itulah akses satu-satunya menuju Semografi, kampung tertua dan terjauh di Keerom.

Dulu, bahkan helikopter atau berjalan kaki berhari-hari adalah pilihan tunggal untuk mencapai titik ini. Di sinilah, sejak tahun 2007, Neisen mengikrarkan pengabdiannya sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Semografi.

"Dulu sejak awal saya ditugaskan di Semografi harus naik heli atau jalan kaki seharian ke tempat tugas," kenang Neisen dengan tatapan menerawang, saat berbincang dengan Cenderawasih Pos pada Rabu (30/7).

“Sekarang sudah ada jalan, sudah bisa pakai motor tapi masih sulit karena berlumpur, ada mobil tapi sewanya mahal,” sambungnya.

Kisah Neisen adalah gambaran nyata perjuangan seorang nakes di pedalaman. Tak ada listrik 24 jam, hanya mengandalkan panel surya.

Air bersih adalah kemewahan. Sinyal internet? Hanya secuil harapan dari BTS yang kadang timbul tenggelam.

Namun, segala keterbatasan ini tak sedikit pun menggoyahkan tekad Neisen. Ia telah "berdamai dengan keadaan," dan hatinya sudah bulat untuk terus berada di tengah masyarakat Semografi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lucky Ireeuw

Tags

Rekomendasi

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB
X