"Doa ini adalah bahasa hati, agar esok tidak ada air mata karena perpecahan, tidak ada luka karena perbedaan, dan tidak ada dendam yang tumbuh karena pilihan,”
“Jika kami yang terbaik di mata Tuhan, semoga Allah mantapkan hati untuk mendukung perjuangan kami di MK. Tetapi jika ada yang lebih baik, kami pun ikhlas, asalkan Papua tetap aman, rakyat tetap bersaudara, dan langit negeri ini tetap biru tanpa awan kebencian," ujarnya.
Ia menekankan bahwa Papua adalah tanah damai, dan kedamaian itu merupakan warisan yang harus dijaga bersama. “Kita boleh berbeda baju, berbeda pilihan, berbeda jalan, tapi jangan pernah berbeda hati. Karena kita semua satu: satu tanah, satu nasib, dan satu cita-cita menjadikan Papua lebih baik dari hari ini,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, BTM mengajak seluruh rakyat Papua untuk menjemput takdir dengan ketenangan, adab, dan akhlak terbaik.
"Kita telah mengadukan segalanya kepada sang pemilik langit. Dengan doa, Papua tak hanya damai, ia akan bersinar. Dengan kebersamaan, Papua tak hanya damai, ia akan bersinar. Dengan kebersamaan, Papua tak hanya kuat, ia akan bangkit,”
“Semoga setiap untaian zikir dan bisikan doa yang terucap menjadi wasilah bagi terjaganya negeri ini. Dan semoga setiap suara yang kita titipkan menjadi amal kebaikan, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan mewarisi Papua penuh harapan," tutup Benhur Tomi Mano. (*)