Tokoh agama turut andil menjaga keberlangsungan pemilu yang damai. Hal itulah yang menjadi dasar adanya seminar dan KKR tersebut. Sehingga pemilukada di Papua berjalan damai.
"Tidak hanya umat kristiani, suksesnya penyelenggaraan pemilu di Papua tidak terlepas dari dukungan semua lintas agama, dan itulah tugas kami sebagai pengurus FKUB," kata Lipiyus.
Baca Juga: Sejumlah Calon Petarung Pilkada Keerom Mulai Bermunculan, Ini Sosok Mereka
Lipiyus juga mengatakan seminar dan KKR itu, membangun semangat umat kristiani untuk memuliakan Tuhan di tengah-tengah dunia ini, sehingga membuat Nama Tuhan semakin masyhur, dan menarik banyak orang datang kepada-Nya.
Sebagai dampak dari penuaian jiwa, gereja sebagai 'lumbung' akan mengalami perkembangan dalam bentuk perluasan gereja-gereja lokal yang sudah ada, dan penanaman gereja-gereja lokal baru.
Gereja bukan hanya mengalami perluasan secara fisik, tetapi juga kehidupan umatnya yang bergaya hidup memuji dan menyembah Tuhan diberkati dalam segala aspek kehidupannya salah satunya mendorong Pemilu di Papua berlangsung damai.
"Dengan demikian kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik, damai dan rukun satu dengan yang lain sehingga mendukung Pilkada Damai 2024 terlaksana dengan baik," ujarnya.
Senada dengan itu Ketua Umum Panitia Seminar dan KKR Pendeta Felda Lukas menyampaikan Kegiatan KKR dan Seminar ini dimaksud agar setiap pribadi (Hamba Tuhan dan warga gereja) mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan melalui pemahaman Pemulihan Pondok Daud (Amos 9:11).
"Kegiatan ini berlangsung 2 hari, salah satu sesi akan ada doa untuk perdamaian di Papua, menjelang pemilukada ini, kemudian hari kedua akan menghadirkan penyelenggara pemilu, serta partai partai politik," jelasnya. (*)