Kini, sebagai ayah dari empat anak, Pak Dimo tetap menomorsatukan pendidikan untuk anak anaknya. Anak sulungnya bahkan menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, sementara yang bungsu baru duduk di kelas 1 SD.
"Pendidikan itu kunci. Kalau ingin bangun daerah, bangun manusianya dulu,"ujarnya.
Dari kampung kecil hingga ke pusat pemerintahan, Eduward Dimomonmau membuktikan bahwa pengabdian tidak ditentukan oleh garis kekuasaan, melainkan oleh ketulusan hati. Ia berjalan dengan tenang di jalan yang ia sebut sebagai "jalan pelayanan", sambil memegang erat keyakinan bahwa Tuhan akan selalu memberkati niat baik.
Sarmi mungkin tak punya banyak lampu lalu lintas, tapi di tangan sosok seperti Pak Dimo, daerah ini punya cahaya arah-arah menuju pembangunan yang leb ih manusiawi.(*).