• Senin, 22 Desember 2025

Masuk Daerah Hijau, Komnas HAM Tolak Keras Rencana Pembangunan Batalyon TP 860 di Waropen

Photo Author
- Jumat, 28 November 2025 | 19:59 WIB
Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandei, saat berdiskusi santai bersama para tetua adat Waropen, pada kegiatan Musyawarah Besar Masyarakat Adat Waropen, Kamis (27/11). (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)
Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandei, saat berdiskusi santai bersama para tetua adat Waropen, pada kegiatan Musyawarah Besar Masyarakat Adat Waropen, Kamis (27/11). (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)

CEPOSONLINE.COM, WAROPEN Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandei, menyatakan penolakan tegas terhadap rencana pembangunan markas Batalyon TP 860 di Kabupaten Waropen. Menurutnya, pengerahan pasukan dalam jumlah besar tidak sesuai dengan status Waropen sebagai "daerah hijau" yang landai dari sisi gangguan separatis.

Dalam pemaparannya di Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Adat Waropen, Frits Ramandei menegaskan bahwa Waropen saat ini terpetakan sebagai wilayah yang relatif aman, atau "hijau," di Papua.

"Kami sudah memetakan mana daerah di Papua... Waropen daerah yang landai atau hijau dari sisi gangguan separatis. Pernah ada, tapi Waropen masih daerah hijau," jelas Ramandei, sambil membandingkannya dengan Yapen yang berhasil diubah Komnas HAM dari status 'kuning' menjadi 'hijau'.

Ramandei memperingatkan bahwa penempatan Batalyon yang melibatkan pasukan non-organik secara berlebihan di zona hijau justru berpotensi menimbulkan benturan di masyarakat. Penolakan ini muncul dari kekhawatiran adanya motif terselubung.

"Daerah hijau jangan ada pengerahan pasukan yang banyak. Pembangunan Batalyon di Waropen tidak cocok. Jangan sampai ada operasi bisnis, ada by design, [seperti isu] Blok Wabu, yang memang sebagian wilayah ada di Waropen," tegasnya.

Komnas HAM memandang bahwa upaya penanganan keamanan di Papua seharusnya bergeser dari pendekatan militer menjadi operasi penegakan hukum, mengingat status Papua bukan lagi daerah operasional militer.

Alih-alih Batalyon, Komnas HAM mendukung penuh penguatan kehadiran pasukan organik dan pembangunan Komando Distrik Militer (Kodim) di Waropen.

Karena sejak 22 tahun berdiri belum ada Kodim di daerah ini. Menurut Ramandei, pembangunan Kodim dapat mewujudkan prinsip "yudhawastu pramuka" atau pertahanan bersama yang partisipatif.

"Kami setuju kehadiran pasukan, tapi sebaiknya pasukan organik. Babinsa itu yang diperkuat tiap kampung dan tiap distrik. Kecuali ini daerah konflik, [baru diperlukan pengerahan besar]," ujarnya.

Ramandei, yang merupakan salah satu tim perumus satuan Damai Cartenz, juga memastikan akan membuat surat resmi terkait perlunya penguatan Kodim dan meninjau kembali rencana Batalyon tersebut.

Ia menggarisbawahi bahwa strategi terbaik adalah melibatkan anak-anak Waropen sendiri, termasuk melalui penyediaan formasi khusus rekrutmen anak Papua untuk mengisi Kodim dan posisi polisi hingga tentara di Indonesia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X