CEPOSONLINE.COM, WAROPEN – Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Adat Waropen resmi dibuka pada Rabu (26/11).
Dalam sambutannya, Bupati Waropen, Fransiscus Xaverius Mote, menekankan bahwa forum tertinggi ini merupakan momen krusial untuk menata kembali peran adat dalam pembangunan daerah, berlandaskan filosofi persatuan Waropen.
Bupati FX Mote menyambut hangat kehadiran berbagai tamu penting, mulai dari Perwakilan Menteri HAM RI Novie Soegiharti, Direktur Penguatan Kapasitas Hak Asasi Manusia Aparatur Negara Kemenkumham RI, Kakanwil Hukum dan HAM Provinsi Papua, hingga rombongan Dewan Adat Papua, Anggota MRP, serta para profesor, doktor, dan intelektual—termasuk di antaranya putra-putri Waropen.
Pembukaan tersebut juga disaksikan oleh para Bupati Waropen dari periode pertama dan kedua, mantan dan Ketua DPRK Waropen saat ini, serta perwakilan masyarakat adat yang datang dari berbagai pelosok, mulai dari Pulau Nau hingga Walai, dan Kali Baru hingga Kamarsano.
Bupati Mote menegaskan bahwa terselenggaranya Mubes ini adalah berkat Rahmat dan Karunia Tuhan. Ia lantas menyoroti landasan filosofis dan budaya Mubes, yaitu "Ndi Sowosio Ndi Korako," yang memiliki arti "kita bersatu kita kuat."
"Kita ingin menata kembali peran adat dalam kehidupan sosial dan pembangunan di Waropen. Mari tinggalkan perbedaan dan menyatukan persatuan demi negeri Seribu Bakau Waropen," seru Bupati Mote.
Mubes kali ini mengusung tema besar: "Penegakan Hak-hak Dasar Menuju Waropen Yang Baru, Menata Diri Mulai dari Keret dan Membangun Hidup Mulai dari Kampung."
Menurut Bupati, tema ini menggambarkan tekad kuat masyarakat adat dalam menegakkan hak dasar, memperkuat jati diri, dan menata kehidupan sosial yang bermartabat. Hal ini selaras dengan visi Pemerintah Daerah (Pemda) Waropen untuk menjadikan Waropen "Bangkit, Mandiri Sejahtera yang Berkeadilan."
Pemda Waropen, lanjut Bupati Mote, menyadari sepenuhnya bahwa adat adalah sumber nilai dan kebijaksanaan yang harus dijaga dan diwariskan turun-temurun. Adat disebut sebagai cerminan identitas dan roh kehidupan Masyarakat Adat Waropen.
"Dewan Adat Waropen memiliki peran strategis dalam menjaga harmoni dan memperkuat persatuan, serta menjadi mitra pemerintah dalam membangun daerah yang aman dan damai," tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, Bupati Mote mengajak seluruh masyarakat adat yang hadir untuk berperan aktif menjadi subjek pembangunan.
Ia mendorong adanya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab membangun kampung masing-masing dalam semangat gotong royong dan penuh kasih, yang diungkapkan melalui nilai kasih "Kanibararuko," yang berarti menerima dengan penuh cinta kasih siapa saja. (*)