• Senin, 22 Desember 2025

Ruang Kelas Dipalang, Siswa SD Negeri Nobaro Waropen Terpaksa Ikut Gladi ANBK di Teras Sekolah

Photo Author
- Kamis, 11 September 2025 | 16:01 WIB
Tampak seorang siswa saat melakukan Uji Coba ANBK atau Gladi ANBK di teras depan ruang kelas mereka yang dipalang, Rabu (10/9).    (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)
Tampak seorang siswa saat melakukan Uji Coba ANBK atau Gladi ANBK di teras depan ruang kelas mereka yang dipalang, Rabu (10/9). (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)

CEPOSONLINE.COM, WAROPEN Situasi memprihatinkan dialami siswa SD Negeri Nobaro, Kampung Batu Zaman, Distrik Waropen Bawah, Kabupaten Waropen, Papua.

Sebanyak 15 siswa kelas VI terpaksa mengikuti simulasi Gladi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di teras sekolah setelah ruang kelas mereka dipalang oleh kontraktor pada Selasa, 9 September 2025.

Kepala Sekolah SD Negeri Nobaro, Peterson Patai, menjelaskan bahwa pelaksanaan Gladi ANBK merupakan agenda nasional yang tidak bisa ditunda, sehingga pihak sekolah tetap berupaya menjalankannya meski dalam kondisi darurat.

“Walau ruang kelas dipalang, tahapan ini sejatinya tidak bisa ditunda. Solusinya, kami laksanakan di teras kelas. Namun, tentu sangat mengganggu, apalagi kondisi cuaca yang sering hujan,” jelasnya.

Menurut Peterson, pemalangan ruang kelas dilakukan oleh kontraktor yang mengklaim belum menerima hak pembayaran penuh dari dinas terkait, meski pekerjaan pembangunan ruang kelas telah rampung 100 persen.

“Mereka tidak mengancam. Mereka datang, pamit, dan menyampaikan ada tagihan yang belum terbayar. Karena kewajiban mereka sudah dilaksanakan, mereka palang ruang kelas. Selama satu tahun terakhir kami hanya bisa pakai tiga ruangan yang ada,” terangnya.

Kondisi ini, lanjutnya, membuat siswa yang seharusnya fokus menghadapi Gladi ANBK justru menjadi korban.

“Anak-anak yang jadi korban. Apalagi ini kegiatan nasional yang tidak bisa ditawar-tawar. Harapan saya, pada pelaksanaan utama nanti, anak-anak bisa gunakan ruang kelas agar tidak belajar di luar ruangan,” tambahnya.

Peterson menegaskan bahwa kegiatan ANBK sangat penting karena hasilnya akan menjadi rapor mutu sekolah, sekaligus menentukan mutu pendidikan daerah hingga berpengaruh pada pengalokasian anggaran pendidikan.

“Ini bukan soal kepentingan pribadi atau pihak tertentu. Kami hanya ingin memastikan proses pendidikan berjalan sesuai kalender nasional,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua siswa atas kondisi yang terjadi.

“Kami mohon maaf, ini bukan keinginan sekolah. Kami berharap pemerintah daerah segera menyelesaikan persoalan ini, agar anak-anak tidak terlantar dalam mengikuti kegiatan belajar,” tutup Peterson.

Ironinya, peristiwa ini terjadi tak jauh dari kediaman Bupati Waropen. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X