CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA-Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 01, Benhur Tomi Mano (BTM) dan. Constan Karma (CK), secara resmi menutup seluruh rangkaian kampanye mereka di Kampung Senggi, Kabupaten Keerom, Sabtu (2/8/2025).
Penutupan ini menjadi momentum reflektif sekaligus penegasan sikap politik mereka menjelang hari pemungutan suara ulang (PSU) pada 6 Agustus mendatang.
Dalam pidato penutupnya, Benhur Tomi Mano menyampaikan pesan penuh makna kepada masyarakat yang hadir. Ia menegaskan bahwa meski masa kampanye telah usai, perjuangan untuk Papua yang adil dan bermartabat baru saja dimulai.
"Hari ini, saya tidak datang membawa seruan politik, melainkan secercah harapan dari hati saya kepada hati saudara-saudara semua," ujar BTM di hadapan warga Senggi.
BTM menegaskan bahwa ia bersama Constan Karma tidak datang membawa janji kosong, melainkan tekad untuk memperjuangkan suara rakyat dari pinggiran. Senggi, menurutnya, dipilih sebagai titik penutup kampanye bukan tanpa alasan. Wilayah yang tenang dan terpencil ini dianggap mencerminkan banyak wilayah di Papua yang tengah menghadapi ancaman eksploitasi sumber daya alam oleh tangan-tangan oligarki.
"Senggi adalah simbol. Di balik heningnya hutan, ada kegelisahan rakyat yang merasa terancam. Tambang ilegal mulai merayap masuk. Senggi tidak sendiri—banyak tempat di Papua mengalami hal yang sama," kata BTM.
Iapun menyampaikan kritik tajam terhadap model pembangunan yang merusak dengan dalih investasi. Ia menegaskan bahwa pihaknya bukan anti kemajuan, tetapi menolak bentuk pembangunan yang mengorbankan nilai-nilai moral dan keadilan lingkungan.
"Kita tidak boleh diam. Kita menuntut pembangunan yang bermoral dan beretika," tegasnya.
Penutupan kampanye di Senggi disebutnya sebagai bentuk keberpihakan terhadap masyarakat yang kerap dilupakan, sekaligus simbol bahwa perjuangan mereka bukan untuk kekuasaan, tetapi demi mendengar dan mengangkat suara rakyat.
BTM juga mengajak seluruh masyarakat Papua untuk menggunakan hak pilih secara bijak pada 6 Agustus 2025 nanti. Ia meminta agar masyarakat tidak tergoda tekanan maupun iming-iming, dan berani menjaga suara mereka.
"Datanglah ke TPS dengan hati yang jernih dan keberanian yang utuh. Jangan biarkan suara Anda dicuri, jangan biarkan kebenaran dibungkam," ucapnya.
Ia menutup pidatonya dengan permintaan maaf jika selama masa kampanye terdapat kata atau langkah yang kurang berkenan, serta menegaskan komitmen mereka untuk tetap melayani rakyat dalam kondisi apapun, menang atau kalah.
"Kami titipkan Papua kepada rakyatnya sendiri kepada ibu-ibu yang menanak nasi dengan doa, kepada pemuda yang menolak dibeli, kepada petani, nelayan, ASN, guru, dan tokoh adat yang setia menjaga tanah ini,” tutupnya. (*)