CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat ini tengah menghadapi goncangan politik serius, menyusul kasus dugaan suap Pergantian Antar Waktu (PAW) yang menjerat Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.
Di tengah situasi tersebut, PDIP juga harus mengerahkan waktu, pikiran, dan tenaga ekstra untuk memperjuangkan kemenangan kadernya, Benhur Tomi Mano (BTM) bersama pasangannya Constant Karma (CK), dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Papua.
Pertarungan dalam PSU ini terbilang sengit. BTM-CK yang hanya diusung PDIP harus menghadapi pasangan Mathius D. Fakhiri-Aryoko Rumaropen, (Mari-Yo) yang mendapat dukungan dari belasan partai politik.
Kondisi ini menuntut PDIP menjaga konsentrasi tinggi untuk mengamankan kemenangan dan melenggang ke Kantor Gubernur di Dok II, Jayapura.
Bagi sebagian orang, perjuangan BTM-CK dinilai membutuhkan upaya besar.
Meskipun sebelumnya PDIP berhasil memenangkan Pilkada, namun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan PSU membuat kemenangan tersebut belum bisa dianggap aman.
Namun, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, menyatakan keyakinannya bahwa BTM-CK tetap akan memenangkan PSU tersebut. Ia menegaskan bahwa kasus hukum yang tengah dihadapi Hasto tidak mengurangi semangat partai untuk memperjuangkan kemenangan di Papua.
"PSU Papua ini pekerjaan kecil, tidak perlu dipikir berat, Tomi Mano sudah menang," ujar Komarudin saat ditemui di Jayapura, Sabtu (26/4).
Optimisme Komarudin bukan tanpa dasar. Menurutnya, hasil survei internal PDIP menunjukkan bahwa pasangan BTM-CK masih menempati posisi teratas dalam elektabilitas.
"Kita terus lakukan survei, dan hasilnya kita tetap menang. Tinggal bagaimana teman-teman menjaga suara yang sudah ada," tandasnya.
Untuk mempertahankan basis suara BTM-CK, PDIP mendorong konsolidasi seluruh kader di setiap daerah. Komarudin menekankan pentingnya menjaga suara, terutama mengantisipasi potensi kecurangan yang sulit terdeteksi.
"Yang paling penting sekarang ini bagaimana kita bisa jaga suara, karena biasanya melawan kekuatan yang tidak terlihat itu yang harus diantisipasi. Tapi saya yakin, BTM sudah belajar dari pengalaman sebelumnya dan tahu titik kelemahan yang harus diperbaiki," tandasnya.
Meskipun DPP PDIP kini membagi perhatian antara membantu proses hukum Hasto dan mempersiapkan kemenangan BTM-CK, Komarudin menegaskan bahwa hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi partai.
"Kita ini sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Kalau tidak bisa mengatasi, bukan banteng namanya. Nanti saya juga akan membagi waktu untuk datang ke Jayapura membantu BTM-CK," pungkasnya (*)