Namun, menurutnya apa yang dilakukan oknum anggotanya itu adalah contoh yang buruk.
"Untuk itu, ke depan teman-teman polisi melihat tugas wartawan sebagai hal yang penting," ungkapnya.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro yang mengambil langkah cepat untuk merespons peristiwa tersebut.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Kapolres yang boleh merespons dan ambil langkah cepat untuk memanggil wartawan yang menjadi korban, sekaligus untuk meminta maaf," katanya.
Baca Juga: Liput Demo di Nabire, Empat Jurnalis Diintimidasi Oknum Polisi
Ia menilai tindakan Kapolres dinilai sangat baik.
Sebab menyadari tindakan yang dilakukan oleh oknum anggotanya.
Elisa menambahkan, untuk anggota kepolisian di Nabire mesti diberi pamahaman tentang tugas dan tanggung jawab wartawan dalam melakukan peliputan.
"Sehingga tidak dengan segera mengintimidasi seperti yg terjadi kepada 4 wartawan di Nabire," ujarnya.
Selain itu, lanjut Elisa, jangan karena melihat wartawan adalah orang Papua, sehingga dengan mudah mengintimidasi.
"Ada kata-kata yang dikeluarkan sangat tidak etis. Ini tidak boleh lagi dilakukan. Ini namanya diskriminasi terhadap wartawan Papua yang meliput aksi demo.”
“Wartawan ketika meliput mengambil posisi di massa aksi atau tidak itu bukan alasan utk mengintimidasi," pungkasnya.
Baca Juga: Oknum Anggotanya Berulah, Kapolres Nabire Minta Maaf kepada Jurnalis
Diketahui, 4 wartawan yang kena intimidasi oknum polisi antara lain Kontributor Tribun Papua.com Yulianus Degei, Wartawan Tadahnews.com, Melky Dogopia, wartawan Seputarpapua.com, Christian Degei, dan wartawan Wagadei.id, Elias Douw. (*)