CEPOSONLINE.COM — NABIRE, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Nabire melalui Ketua GMKI Cabang Nabire, Firgo Jitmau, mendesak pemerintah untuk membentuk tim investigasi independen guna mengungkap kebenaran di balik insiden penyerangan di Kampung Soanggama, Kabupaten Intan Jaya pada 14 Oktober 2025 lalu.
Firgo menilai pernyataan yang menyebutkan ada 14 anggota TPNPB/OPM tewas dalam penyergapan itu masih bersifat sepihak dan perlu diverifikasi berdasarkan fakta di lapangan.
“Karena ada juga laporan keluarga dan masyarakat di sana yang mengatakan ada masyarakat sipil yang turut menjadi korban, termasuk seorang ibu dan juga satu orang dengan disabilitas. Ini sudah melanggar nilai-nilai kemanusiaan,” tegas Firgo saat diwawancarai di halaman Kampus USWIM Nabire, Senin (20/10/2025).
Jitmau meminta agar setiap operasi keamanan dilakukan tepat sasaran, terarah, dan terukur, bukan dengan cara membabi buta yang justru menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil.
“Kalau operasi seperti ini terus terjadi, konflik di Intan Jaya tidak akan pernah berakhir. Masyarakat yang tidak bersalah ikut jadi korban, dan itu menimbulkan luka serta kemarahan yang berkepanjangan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus serius menyikapi konflik di Intan Jaya dan tidak membiarkan informasi simpang siur terus beredar di media karena pemberitaan yang tidak akurat hanya akan memperkeruh keadaan dan menutupi akar persoalan sebenarnya.
“Media harus sampaikan berita yang benar agar publik tahu apa yang terjadi sebenarnya. Kalau informasi dibiarkan mengambang, kasus lama hilang, muncul kasus baru, dan semuanya tidak akan pernah selesai,” kata Firgo.
