CEPOSONLINE.COM, NABIRE — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Pimpinan Kota Forum Independen Mahasiswa West Papua (KPK-FIM WP) menggelar aksi demonstrasi di Nabire pada Senin, (10/11/2025). Demo ini untuk menyuarakan penolakan terhadap berbagai kebijakan yang dinilai memperparah krisis kemanusiaan di Tanah Papua.
Dari pantauan media ini, Massa aksi dari titik aksi Kampus USWIM Nabire mulai berkumpul di depan kampus sekitar pukul 08:00 WIT dan dilanjutkan dengan orasi-orasi dalam pengawalan oleh aparat keamanan (Polisi) di area lokasi.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa membawa spanduk bertuliskan sejumlah tuntutan, di antaranya penghentian militerisasi di wilayah Papua, penolakan terhadap proyek strategis nasional (PSN) di Merauke yang dianggap menimbulkan ekosida dan genosida, serta desakan agar Komnas HAM RI segera mengusut kasus penembakan 11 warga sipil di Kabupaten Intan Jaya.
Salah satu orator menyatakan, Papua saat ini berada dalam situasi darurat militerisasi dan krisis kemanusiaan yang diperparah oleh masuknya berbagai investasi skala besar.
“Kami menolak proyek-proyek yang merampas tanah dan ruang hidup rakyat Papua atas nama pembangunan,” ujar salah satu orator dalam aksi yang digelar di depan USWIM Nabire.
Selain itu, massa aksi juga menolak pembukaan Blok Wabu di Intan Jaya serta proyek migas dan perkebunan sawit di wilayah Bintuni dan Sorong. Menurut mereka, proyek-proyek tersebut hanya menguntungkan pihak luar dan merugikan masyarakat adat Papua.
“Segala bentuk investasi yang berujung pada perampasan tanah dan eksploitasi sumber daya alam harus dihentikan. Kami juga menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua,” tulis massa aksi dalam spanduk.
Sampai berita ini diturunkan, Mahasiswa yang tergabung dalam Komite Pimpinan Kota Forum Independen Mahasiswa West Papua (KPK-FIM WP) masih berorasi di titik aksi masing-masing yang kemudian rencana pernyataan sikap dibacakan di kantor Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Tengah. (*)