CEPOSONLINE,KEEROM - Dibalik banjir bandang yang melanda Kampung Monggoafi, Distrik Yafi pada 14 November 2023 lalu, tersimpan kisah inspiratif dari seorang guru PAUDz Agustina Atiape.
Alumni SMAN 3 Waris itu bisa disebut sebagai sosok Kartini Kampung Monggoafi yang merupakan salah satu daerah pelosok Negeri Tapal Batas Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Dikenal sebagai sosok Kartini, Agustina Atiape merupakan satu-satunya guru PAUD di Kampung Monggoafi.
Setelah lulus SMAN tahun lalu, Agustina memutuskan untuk menjadi guru PAUD.
Jika ini menjadi hal biasa bagi orang lain, namun ada yang lebih luar biasa dan mulia dari Agustina yakni motivasinya untuk menjadi guru paud di kampung kelahirannya tersebut.
"Motivasi saya menjadi guru PAUD hanya satu. Saya tidak mau adik-adik saya sama seperti orang tua kami di kampung ini, tidak tahu baca tulis atau buta huruf," ujar Agustina Atiape saat ditemui Ceposonline.com di sela kunjungan Sekda Keerom, Trisiswanda Indra pasca banjir, Rabu (14/11/2023).
Ditanya soal cita-cita, Agustina mengakui bahwa dirinya hanya ingin menjadi seorang guru untuk mengabdi di kampung halamannya. Namun karena kendala kondisi ekonomi, Agustina tidak begitu berharap dengan cita-citanya tersebut.
"Cita-cita saya memang mau jadi guru, tapi karena kondisi ekonomi saya tidak begitu berharap. Namun yang lebih penting bagi saya adalah adik-adik saya ini bisa belajar dan menjadi lebih hebat dari saya, hanya itu harapan saya," ungkapnya.
"Tidak ada lagi yang diharapkan kecuali kita sendiri untuk membangun kampung ini. Saya akan memberikan semua apa yang saya dapat saat sekolah untuk adik-adik saya di sini," lanjutnya.
Soal kesulitan dalam mendidik murid yang banyak, bagi Agustina itu hal biasa dan dijadikan tantangan dalam pengabdiannya.
"Soal kesulitan pasti sulit, tapi siapa lagi yang diharapkan, demi masa depan Kampung Monggoafi saya harus kuat dan terus mengabdi. Karena adik-adik saya juga sangat antusias. Ini yang membuat saya tambah Semangat," tuturnya.
Untuk upah, Agustina digaji setiap tahun bukan setiap bulan, yaitu 1 tahun digaji Rp 5 juta yang bersumber dari dana Kampung.
"Soal gaji itu saya sangat tidak keberatan. Bahkan saya anggap itu hanya bonus, tapi yang lebih penting bagi saya adalah anak-anak Kampung Monggoafi harus bisa baca dan tulis agar kampung kami ini bisa lebih maju dengan kampung-kampung yang lain," tegasnya.
Saat ini Agustina berharap dukungan pemerintah untuk melihat sekolah PAUD-nya.