CEPOSONLINE.COM,WAMENA- Provinsi Papua Pegunungan kembali menempati urutan pertama Infalasi tertinggi di seluruh indonesia usai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayawijaya mengeluarkan rilis data untuk februari 2025 ini menunjukan apabila inflasi di wilayah tersebut mencapai 4,55 persen.
Kepala BPS Kabupaten Jayawijaya Arther Ludwig Purmiasa menyatakan terkait dengan Inflasi di bulan ini lagi -lagi Provinsi Papua Pegunungan yang tertinggi untuk seluruh indonesia dengan presentase 4,55 persen, dan ini disumbang oleh beberapa komuditas seperti makanan, minuman dan tembakau.
"Andil inflasi 4,55 persen untuk Papua Pegunungan itu yang tertinggi di seluruh indonesia, sedangkan provinsi yang mengalami deflasi terdalam yaitu, Provinsi Gorontalo yang mencapai nilai 1, 52 persen,"bebernya senin (3/2/2025) di Wamena.
Upaya dalam mempertahan nilai harga ini cukup memerlukan perhatian dari Provinsi Papua pegunungan, maupun pemerintah Kabupaten Jayawijaya, terkait dengan inflasi ini memang kalau dilihat untuk bulan februari memang tertinggi itu disini.
"Untuk Inflasi nasional pada januari 2025 sebesar 0,76 persen untuk year on year, dan deflasinya sebesar 0,76 persen untuk moon to moon dan deflasi terbesar 0,76 persen untuk year to day,"kata Arther.
Kelompok pengeluaran dengan andil terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau itu andilnya mencapai 1,07 persen, secara year on year, penyumbang pertama inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk dan nasi dengan lauk.
"Jadi secara tahunan 30 provinsi di Indonesia mengalami inflasi dan 8 provinsi mengalami deflasi pada bulan januari 2025, kelompok makanan yang menyumbang inflasi ini di kelompok pengeluaran ada 4 komuditas dan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi juga 4 kelompok komoditas, sedangkan tiga kelompok lainnya tak mengalami inflasi maupun deflasi ,"jelas Kepala BPS Jayawijaya
Ia menyatakan dengan demikian provinsi Papua Pegunungan lagi -lagi menjadi tertinggi di seluruh indonesia dengan nilai inflasi dari year on year sebesar 4,55 persen, sementara untuk inflasi tahun kalender untuk januari 2025 terhadap desember 2024 adalah 0,23 persen.
"Dari jumlah 4,55 persen ini ada juga dari kelompok pengeluaran ada 7 yang mengalami inflasi, sedangkan yang mengalami deflasi itu ada 4 kelompok pengeluaran, sedangkan yang tak mengalami inflasi maupun deflasi itu tidak ada," Jelas Arther. (*)