CEPOSONLINE.COM, WAMENA- Usai melakukan penyekatan terhadap masa dari Kabupaten Lanny Jaya masuk membawa ratusan senjata tajam ke Wamena, Polres Jayawijaya kembali melakukan hal yang sama terhadap massa dari Kabupaten Tolikara yang masuk ke Wamena di ruas Jalan Trans Kimbim dan ruas jalan Kurulu, Minggu (15/12/2024) malam
Hasilnya 240 sajam berbagai jenis diamankan oleh Polres Jayawijaya, berupa parang, samurai, pisau, tulang kasuari dan busur serta anak panah, aksi mobilisasi masa yang membawa alat tajam ini dipicu oleh adanya pemindahan Pleno rekapitulasi tingkat Kabupaten untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tolikara di Wamena oleh KPU Papua Pegunungan kemarin.
Kapolres Jayawijaya AKBP. Heri Wibowo, SIK menyatakan razia ini bukan hanya sekali dilakukan tapi sejak beberapa hari lalu pasca pleno rekapitulasi dua Kabupaten Lanny Jaya dan Tolikara dipindahkan ke Jayawijaya, maka dilakukan razia gabungan berskala besar yang melibatkan 200 personel dari Brimob resimen IV Mabes Polri, Kompi IV Batalyon D Wamena, dan Polres Jayawijaya.
"Kami melakukan patroli dan razia dengan skala besar baik untuk Pleno yang dilakukan Kabupaten Lanny Jaya yang telah selesai maupun pleno yang dilakukan kabupaten Tolikara untuk 13 Distrik pemilihan Bupati dan Wakil Bupati,"ungkapnya Senin (16/12/2024)
Terkait dengan Pleno ini pihaknya mendapatkan informasi adanya massa yang turun dari Tolikara dengan membawa sajam, sehingga dilakukan penyekatan di dua tempat berbeda pertama di ruas jalan trans kimbim tepatnya di pertigaan kampung muai - hubikiak, kemudian di depan Polsek Kurulu hasilnya sangat luar biasa.
"Kita sudah amankan parang dan samurai sebanyak 105 bilah , pisau kecil 28 bilah, busur 10, anak panah 92, sebapan angin 1, tulang kasuari 2, cerulit 1, dan kampak 1 , kita laksanakan razia ini karena kita inginkan kamtibmas yang ada di Jayawijaya tetap kondusif,"kata Kapolres Jayawijaya
Polres Jayawijaya menginginkan Pleno dari Kabupaten pemekaran lainnya yang dipindahkan ke Jayawijaya bisa berjalan dengan baik tanpa mempengaruhi adanya gangguan keamanan di wilayah Jayawijaya, karena memang ada mobilisasi massa dari wilayah tersebut ke Wamena untuk mengikuti pleno.
"Dari pengalaman kita setiap kali ada mobilisasi massa seperti itu pastinya akan membawa sajam, ini yang kita antisipasi agar konflik yang terjadi disana tidak melebar dan masuk sampai ke Jayawijaya," tutup Heri Wibowo (*)