CEPOSONLINE.COM,WAMENA – Angka inflasi di wilayah Kabupaten Jayawijaya tertinggi se Indonesia. Dimana sejak awal bulan Juni mencapai 5,65 Persen, sementara untuk bulan Juli angka inflasi ini menurun, namun tak signifikan. Sebab masih mencapai 5,09 Persen dari inflasi normal satu daerah di bawah 2,5 persen.
Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya Ludya E. Logo, S.STP, MSi menyatakan untuk inflasi pada tahun 2024, Jayawijaya ditetapkan menjadi kota Inflasi, setelah adanya DOB ada beberapa kabupaten yang tadinya bukan daerah inflasi, dijadikan sebagai daerah inflasi, seperti di wilayah Provinsi Papua Pegunungan ada Kabupaten Jayawijaya dan di wilayah Provinsi Papua Tengah ada Kabupaten Nabire.
“Untuk angka Inflasi ini dipublis oleh teman -teman BPS, sehingga dari data itu untuk bulan Juni Inflasi Kita tertinggi di seluruh Indonesia, 5,65 persen, dan penyumbangnya adalah ketela rambat, cabe rawit, Bayam, namun setelah di diskusikan dengan BPS ternyata factor keamanan menjadikan inflasi kita tinggi,” ungkapnya Senin(26/8/2024) saat ditemui di kantor Bupati Jayawijaya.
Pada bulan Juni kemarin diketahui bersama telah terjadi konflik sosial di Distrik Wouma sehingga itu menghambat hasil produksi pangan dari selatan seperti Kurima Kabupaten Yahukimo tak bisa masuk ke Kota Wamena menyebabkan harganya tinggi di pasaran.
“Di bulan juli kemarin angkan inflasi tersebut mulai turun dari 5,65 persen menjadi 5,09 persen, angka ini untuk ruang lingkup Provinsi Papua Pegunungan memang turun, namun secara nasional atau se Indonesia angka ini masih terlampau tinggi, untuk normalnya harus dibawah 2,5 persen ,” jelas Ludya Logo
Dari tingginya inflasi di Jayawijaya, lanjut Ludya, pemerintah daerah juga telah membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang diketuai langsung oleh Pj. Bupati langsung, pemerintah mengambil langkah agar dalam pelaksanaan pilkada ini animo masyarakat untuk ikut dalam politik ini tinggi, kadang terlalu tinggi sampai lupa untuk berkebun.
“Teman- teman dari dinas pertanian telah menyikapi hal ini dengan program dari awal untuk membuka lahan satu distrik satu hektar untuk ketersediaan bahan pangan local atau ketersediaan pangan local tetap tersedia dalam masyarakat,”katanya. (*)