• Senin, 22 Desember 2025

Dibangun Oleh Jemaat, Pemerintah Sebenarnya Tak Boleh Resmikan Gedung Gereja

Photo Author
- Jumat, 15 Desember 2023 | 16:49 WIB
Wabup Jayawijaya, Marthin Yogobi saat memberikan bantuan alat musik keyboard di sela-sela peresmian gedung gereja Kingmi Jemaat Aboneri, Klasis Pyramid, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (15/12/2023).  (ceposonline.com/deni tonjau)
Wabup Jayawijaya, Marthin Yogobi saat memberikan bantuan alat musik keyboard di sela-sela peresmian gedung gereja Kingmi Jemaat Aboneri, Klasis Pyramid, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (15/12/2023). (ceposonline.com/deni tonjau)

CEPOSONLINE.COM, WAMENA- Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogobi menegaskan jika pemerintah sebenarnya tidak perlu meresmikan tempat ibadah karena yang membangun adalah jemaat.


Menurutnya yang harus meresmikan dan memberkati tempat ibadah itu adalah pengurus gereja.
Moment seperti yang diungkapkan Wabup Marthin Yogobi ini terjadi pada peresmian gedung gereja Kingmi jemaat Aboneri Klasis Pyramid yang bisa menjadi contoh di waktu yang akan datang.


"Sebagian besar dana pembangunan gereja ini ada pada kekuatan jemaat dan bukan ada pada pemerintah. Pemerintah itu sifatnya hanya pelengkap saja,”tegasnya dalam peresmian gedung gereja Kingmi jemaat Aboneri Klasis Pyramid, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat (15/12/2023).


Wabup Yogobi mengaku, apabila pembangunan itu dimulai dari jemaat, maka pemerintah juga tidak akan menutup mata dan pasti akan membantu. Sehingga dalam hal ini sifat pemerintah hanya panduan pelengkap semata dan jemaat yang berpikir keras bagaimana menyelesaikan pembangunan gereja ini.


“Dengan susah payah membangun gereja dengan cucuran air mata dan keringat hingga bisa diresmikan saat ini. Dengan cara besar, sebenarnya tujuan bangun gereja bukan untuk itu tapi tiap waktu ibadah gereja ini harus terisi penuh dengan jemaat,” ucap Wabup Jayawijaya.


Oleh karena itu Wabup Yogobi mengajak semua jemaat untuk bersatu dalam pelayanan ibadah dengan memanfaatkan apa yang sudah jemaat bangun sebagai tempat beribadah. Sebab sudah mengeluarkan banyak energi untuk pembangunan ini.


“Apa artinya gedung gereja besar tapi tiap hari Minggu hanya 10-15 kepala keluarga yang datang beribadah. Pembangunan ini mengorbankan banyak harta sehingga saya ajak jemaat untuk kembali ke gereja,”tutupnya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yonathan R.

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRK Jayawijaya Rancang Perda Pelarangan Miras

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:24 WIB

Trigana Air Tambah Extra Flight Wamena–Jayapura

Kamis, 11 Desember 2025 | 15:22 WIB
X