CEPOSONLINE, WAMENA - Mediasi kasus perzinaan berakhir ricuh dengan cara saling lempar batu antara pihak keluarga korban dengan pihak keluarga pelaku hingga menyebabkan 4 orang luka -luka dan harus dilarikan ke RSUD Wamena mendapat perawatan medis.
Beruntung Aparat Kepolisian dari Polres Jayawijaya dan Polsek Kawasan Bandara Wamena segera melerai dua kelompok masyarakat yang berasal dari Kabupaten Yahukimo yang saling serang di Perempatan Jalan Trikora-Sumatra Wamena, Jumat (08/12) sore tidak Ke luas
Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo, S.IK saat dikonfirmasi membenarkan adanya bentrok antara dua kelompok masyarakat yang diduga dari Kabupaten Yahukimo sehingga mengakibatkan empat orang mengalami luka-luka.
Kejadian berawal dari mediasi kasus perzinahan yang dilakukan di Halaman Gereja GKI Yesus Ninoe Maplima, Jalan Trikora Wamena yang dipimpin oleh tokoh masyarakat Yali. " Saat mediasi berlangsung disepakati bahwa pihak pelaku dikenakan denda uang sebesar Rp 100.000.000, dan Babi sebanyak 20 Ekor namun dari pihak pelaku hanya sanggup membayar uang sebesar Rp 5.000.000, dan Babi 5 Ekor,”ungkapnya SE malam
Menurutnya, Kurangnya pembayaran yang diminta sehingga memicu keluarga korban tidak terima dan aksi saling serang menggunakan batu tak bisa dibendung hingga sampai ke Perempatan Jalan Sumatra - Jalan Trikora Wamena, da nada 4 orang warga mengalami luka-luka di bagian kepala karena terkena lemparan batu.
“Saat mendapat adanya laporan aksi saling serang tersebut, kami Personel Polres Jayawijaya bersama Polsek Kawasan Bandara Wamena langsung ke TKP untuk melerai kedua belah pihak dan bertemu dengan para tokoh guna membantu menenangkan kedua kelompok masyarakat yang bertikai.” Kata Heri Wibowo.
Ia menyatakan untuk saat ini situasi sudah kembali kondusif, dan aparat kepolisian juga telah memberikan himbauan agar masalah ini dapat diselesaikan secara hati dingin dan tidak anarkis untuk mencari titik temu sehingga masalah ini bisa di selesaikan dengan baik.
“Kami juga telah meminta para tokoh yang menjadi mediator untuk dapat menghimbau masyarakatnya agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," tutupnya (*)