CEPOSONLINE, WAMENA - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya memastikan jika kenaikan angka Stunting di Kabupaten Jayawijaya hingga mencapai 29 persen disebabkan karena tidak semua program Stunting yang dilakukan oleh kampung tak sepenuhnya dilakukan atau berjalan di 328 kampung yang ada di Jayawijaya.
Hal ini membuat pemerintah pusat mengharuskan adanya intervensi dari pemerintah daerah terkait penanganan Stunting dengan anggaran 8 persen untuk setiap kampung, namun ironisnya masih ada 49 kampung di Jayawijaya yang tidak mau dananya terpotong untuk penanganan Stunting.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MSi menegaskan selama 4 tahun ini penanganan Stunting terhadap anak -anak di beberapa distrik tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah kampung, artinya ada yang lakukan dan ada yang tidak namun dalam Surat pertanggungjawabannya ada.
“Saat ini baru kita bisa melihat untuk Stunting di Jayawijaya bukan turun tapi malah meningkat 29 persen hal ini karena di temukan adanya anak yang tingginya tak sesuai usia, begitu juga dengan berat badannya,”ungkapnya Rabu (29/11)
Melihat hal ini maka pemerintah haru melakukan intervensi penanganan Stunting lewat dana desa sehingga dari pencairan yang dilakukan langsung dialokasikan dari 8 persen anggaran yang diterima masing -masing kampung ini tujuannya agar dari kampung itu benar -benar program Stunting itu dilakukan dengan cara bagaimana memperbaiki gisi bagi anak-anak dan ibu hamil.
“Penanganan Stunting itu bukan hanya sehari dilakukan, butuh waktu untuk melakukan aksi untuk penanganan Stunting lantaran ini merupakan tuntutan program nasional yang wajib dilakukan,” tutup Bupati Jhon Banua (*)