• Senin, 22 Desember 2025

Biak Hadapi Tahun Sulit: Traffic Bandara Anjlok, Ekonomi Perlu Gebrakan Baru di 2025

Photo Author
- Sabtu, 4 Januari 2025 | 10:34 WIB
Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, dicabut status internasionalnya oleh Menhub. Kini bandara tersebut hanya berstatus bandara domestik. (Ist)
Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, dicabut status internasionalnya oleh Menhub. Kini bandara tersebut hanya berstatus bandara domestik. (Ist)

"Bandara Biak memiliki potensi besar untuk menjadi pusat logistik kargo yang menyuplai kebutuhan distrik-distrik di sekitar, seperti Numfor, Supiori, Nabire, hingga Mulia dan Yapen.

Namun, ini membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah, termasuk subsidi penerbangan untuk bisnis kargo," jelasnya.

Dengan menjadikan Bandara Biak sebagai pusat logistik, harga kebutuhan pokok di wilayah-wilayah terpencil dapat ditekan sehingga lebih terjangkau, setara dengan harga di Pulau Jawa.

Ini dinilai dapat memperbaiki rantai pasok serta memacu aktivitas ekonomi lokal.

Selain logistik, Iwan juga menyoroti peluang besar lainnya, yaitu pendirian fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) di Papua, khususnya di Bandara Biak.

MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) di dunia penerbangan adalah istilah yang merujuk pada aktivitas pemeliharaan, perbaikan, dan perombakan pesawat udara.

MRO merupakan salah satu elemen penting dalam industri penerbangan untuk memastikan keamanan, keandalan, dan efisiensi operasional pesawat.

"Di Papua belum ada fasilitas MRO untuk perbaikan pesawat, padahal Bandara Biak memiliki fasilitas setara bandara internasional, seperti panjang runway, kekuatan landasan, dan sistem navigasi.”

“Ini bisa menjadi peluang besar untuk menangani perbaikan pesawat kecil, terutama jenis propeler yang sering beroperasi di Papua," papar Iwan.

Fasilitas MRO di Biak diyakini tidak hanya mengurangi biaya logistik bagi maskapai, tetapi juga memacu ekonomi lokal.

"Teknisi dan kru pesawat yang datang untuk perbaikan bisa membawa kargo kembali dengan harga murah. Ini akan menciptakan efek domino yang positif bagi perekonomian Biak," tambahnya.

Untuk merealisasikan rencana ini, Iwan menegaskan pentingnya sinergi antara pihak bandara dan pemerintah daerah.

"Pemerintah daerah harus menginisiasi program dengan kementerian pusat, baik untuk subsidi kargo maupun mendukung pendirian fasilitas MRO di Biak.”

“Semua ini akan membawa dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi Biak di masa mendatang," tutupnya.

Dengan tantangan besar di tahun 2024, tahun 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Biak, berlandaskan inovasi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB
X