Menurutnya, dunia pendidikan di Mimika cenderung mengejar pembangunan fisik dan tidak mengutamakan pembangunan sumber daya manusianya.
Kasus-kasus seperti ini dapat menggambarkan bahwa pengelolaan pendidikan di Mimika sangat kacau dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat, terutama menuju generasi Mimika yang unggul di masa depan.
Satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh pemerintah adalah harus menempatkan sosok yanh peduli terhadap pendidikan, inovatif dan mampu melahirkan terobosan baru dalam meningkatkan mutu pendidikan di Mimika.
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah pendidikan. Oleh karena itu, Aloisius menyarankan agar pemerintah segera mencari sosok yang inovatif, dan peduli terhadap pendidikan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Mimika.
Aloisius juga menyarankan agar Dinas Pendidikan di Kabupaten Mimika harus dibagi menjadi dua. Satu dinas pendidikan mengelola pendidikan dasar, sedangkan satu pendidikan lagi mengelola pendidikan jenjang menengah hingga atas.
“Supaya dana yang cukup besar dikelola di dunia pendidikan ini betul-betul terserap dan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan itu tercapai. Karena pendidikan ini bukan hanya belajar di sekolah karena ada kegiatan-kegiatan lain yang terkait langsung dengan pendidikan,” imbuhnya.
“Menempatkan orang yang tepat itu adalah kunci. Output daripada suatu pendidikan itu adalah meningkatnya pengetahuan siswa, kalau kita kejar pembangunan kalau anak SMA saja belum bisa membaca gimana dunia pendidikan mau maju?” tambahnya.
Baca Juga: 8.940 Kepala Keluarga di Mimika Terima Bantuan Sembako
Aloisius mengatakan, terkait dengan gagasan Pj Bupati Mimika yang berencana merubah sistem pendidikan di Kabupaten Mimika, sebagai wakil rakyat pihaknya akan selalu menyetujui dan mendukungnya.
“Sudah pasti seratus persen menyetujui, karena itu program dibuat berdasarkan temuan,“ pungkasnya. (*)