• Senin, 22 Desember 2025

Bupati Omaleng Hentikan Persiapan PON di Mimika

Photo Author
- Rabu, 9 Juni 2021 | 01:30 WIB
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, SE., MH., saat memimpin rapat evaluasi Sub PB PON XX Papua Klaster Mimika, Senin (7/6).(Humas dan PPM PON Papua 2021 Sub Mimika)
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, SE., MH., saat memimpin rapat evaluasi Sub PB PON XX Papua Klaster Mimika, Senin (7/6).(Humas dan PPM PON Papua 2021 Sub Mimika)

Namun menurut Sekda Merauke, Ruslan Ramli, SE., M.Si., Merauke menolak  terkait dengan mekanisme dan peganggaran yang tidak transparan.


“Sekali lagi, supaya tidak terjadi miss persepsi dan komunikasi. Kita tidak menolak karena ini agenda  nasional yang harus kita sukseskan. Cuma mekanismenya yang kita tolak kemarin. Seharusnya kewenangan-kewenangan yang disertai dengan pembiayaan diserahkan ke klaster penyelenggara. Tapi itu yang tidak dilakukan oleh PB PON. Itu yang kita tolak. Tidak ada transparansi dalam pengelolaanya,” tegas Sekda Ruslan Ramli kepada Cenderawasih Pos, Selasa (8/6).


Pada rapat dengan PB PON dengan klaster penyelenggara PON di Jayapura  tersebut baru-baru ini, Sekda Ruslan Ramli mewakili langsung Bupati Merauke mengikuti rapat  tersebut.  Menurut Sekda Ruslan Ramli bahwa secara tidak langsung dengan pemotongan dana Otsus  setiap tahun  yang tadinya Pemkab Merauke menerima Rp 102 miliar menjadi Rp 48 miliar setiap tahunnya, Kabupaten Merauke sesungguhnya sudah berkontribusi sebesar  Rp 162 miliar dari dana Otsus untuk pelaksanaan PON  XX tersebut.


“Belum lagi ditambah dengan pembangunan sirkuit dan Stadion Katalpal yang dibiayai dari APBD Kabupaten Merauke. Jadi kita sangat komitmen,” jelasnya.


Ruslan Ramli juga menjelaskan bahwa dalam hal mekanisme,  PB PON sedikit keliru dan itu dirinya mengkritisi saat rapat di PB PON di Kota Jayapura.


“Harapan kita, usulan dari klaster itu dikonvorasi dengan PB PON. Kalau kita menyusun program kegiatan dalam teori penganggaran, money follow  program dan itu saya tegaskan kemarin. Sekarang ini yang kita bahas kemarin justru DPA sudah jadi. Saya katakan untuk apa kita disuruh list  kebutuhan. Kami seluruh koordinator bidang menglist seluruh kebutuhan terhadap kewenangan yang diberikan kepada kita di Merauke yakni 6 cabang olahraga,” tuturnya.


Dikatakan, kebutuhan tersebut misalnya untuk sirkuit   dimana masih ada kekurangan paddock. Sebab yang dibangun baru 28, sementara peserta motocross 31 provinsi. “Bagaimana tribunnya? Kita sudah list tapi tidak ada transparansi dalam penyusunan itu. Makanya kemarin saya katakan bahwa kita datang bukan untuk mengelitimasi DPA yang sudah dibuat PB PON  tapi harapannya kami adalah dilakukan pembahasan terhadap  usulan dari seluruh kebutuhan yang sudah di list tersebut supaya kita diskusikan. Nanti pada saat pelaksanaan antara PB dan sub PB tidak saling menyalahkan,’’ jelasnya.


Menurut Ruslan Ramli, pelaksanaan PON di daerah    harus memberikan dampak bagi masyarakat lokal. “Tapi untuk konsumsi saja katanya mau ditangani pusat. Jangan-jangan beras juga nanti dibawa dari Jakarta. Harapan kita, hal-hal seperti ini tidak terjadi,” tambahnya.


Mengenai berapa dana yang kan ditransfer untuk 6 cabang olahraga yang dilaksanakan di Merauke, Sekda Ruslan Ramli mengaku belum tahu. (ana/ulo/nat) 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB
X