• Senin, 22 Desember 2025

Sukardi, Calon Jamaah Haji Indonesia yang Pertama Meninggal di Tanah Suci

Photo Author
- Sabtu, 21 Juli 2018 | 02:51 WIB

Saat Sujud Salat Asar di Masjid Nabawi


Baru sehari berada di Madinah, Sugiarti harus merasakan kesedihan ditinggal suami selamanya. Sukardi Ratmo Diharjo, suaminya, meninggal dunia Rabu lalu (18/7). Sukardi merupakan calon jamaah haji Indonesia pertama yang meninggal di Tanah Suci.


Laporan FIRZAN SYAHRONI, Madinah dan   ACHMAD NASRUDIN YAHYA, Jakarta


”PAK, ayo ke masjid, sudah azan,” ajak Bambang Iswoto kepada Sukardi, 59, temannya sesama calon jamaah haji (CJH) kloter 1 embarkasi Jakarta Rabu sore lalu. Rasa letih setelah perjalanan udara sembilan jam dari tanah air sebenarnya belum hilang benar di tubuh para CJH saat itu. Namun, suara azan yang berkumandang sore itu seperti memompa semangat Bambang dan Sukardi untuk menuju Masjid Nabawi yang tak jauh dari hotel tempat mereka menginap.


Dua sahabat itu lantas turun dari lantai 3 Hotel Elaf Nakheel, tempat mereka menginap di Madinah. Mereka lalu berjalan kaki menuju Masjid Nabawi untuk salat Asar. Jarak hotel dengan masjid hanya sekitar 400 meter. Tidak banyak yang mereka bicarakan sepanjang perjalanan. Sukardi dan Bambang hanya ingin segera beribadah di masjid yang bertahun-tahun sudah mereka impikan itu.


Suasana di dalam masjid sudah penuh dengan CJH dari berbagai negara. Bambang dan Sukardi berada di saf depan. Mereka salat berdampingan. Sukardi di kiri Bambang. Di kanan Bambang, ada anak kecil. ”Di samping kanan saya anak kecil. Entah siapa,” kata Bambang kepada Jawa Pos kemarin (19/7).


Rakaat pertama dan kedua berjalan lancar. Tapi, setelah sujud kedua pada rakaat ketiga, Bambang melihat Sukardi tak kunjung bangun. ”Jamaah lain sudah berdiri, dia masih saja sujud,” ucapnya.


Tak lama kemudian Bambang mendengar suara seperti orang mendengkur. Semula, dia mengira suara itu berasal dari anak kecil di sebelahnya. Bambang baru tersadar setelah melihat Sukardi tiba-tiba lunglai dan rebah telentang. Beberapa jamaah lantas memutuskan mengakhiri salat untuk menolong Sukardi. ”Ternyata, beliau sudah wafat,” terang Bambang.


Kebetulan, di sekitar saf almarhum ada petugas haji bidang kesehatan dari Indonesia. Petugas itulah yang memastikan bahwa saat itu Sukardi sudah meninggal dunia. Setelah petugas tersebut berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Masjid Nabawi, jenazah Sukardi langsung dibawa ke Rumah Sakit Al Ansor, Madinah.


Kabar kematian Sukardi semula dirahasiakan dari istrinya. ”Kami tidak langsung memberi tahu istri beliau yang saat itu juga sedang salat di Masjid Nabawi, biar tidak shock,” terang Ketua Kloter 1 Jakarta Hanif Fakhri.


Hanif kemudian meminta jamaah lain untuk mencari Sugiarti di Masjid Nabawi. Setelah ketemu, barulah Sugiarti diajak ke rumah sakit dan diberi tahu bahwa suaminya telah meninggal dunia. Sontak, tangis Sugiarti meledak. Kabar duka itu langsung menyebar ke hotel. Di balik kesedihan, muncul pula rasa ”bahagia”. Sebab, meninggal di Masjid Nabawi, apalagi saat sedang salat, menjadi impian umat muslim.


Sugiarti tetap terlihat tegar. Meski saat diwawancarai Jawa Pos kemarin perempuan dari Blitar yang tinggal di Cakung, Jakarta Timur, itu berkali-kali mengusap air mata. ”Bapak itu orangnya keras, tapi baik sekali. Ibadahnya kuat,” katanya.


Sehari-hari Sukardi selalu mengingatkan istri dan anak-anaknya untuk salat tepat waktu. Saat baru tiba di Madinah Selasa lalu (17/7), Sukardi-lah yang langsung mengingatkan istrinya agar tidak lupa melaksanakan salat Arbain di Masjid Nabawi.


”Terakhir bersama bapak ya di lift, waktu berangkat salat Asar di Nabawi itu. Bapak orangnya memang begitu,” kata Sugiarti, lantas terdiam. Dia tak sanggup meneruskan kalimatnya. Setelah menghela napas panjang, barulah Sugiarti melanjutkan cerita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB
X