• Senin, 22 Desember 2025

Membangun Fondasi dan Identitas Pegunungan Papua

Photo Author
- Kamis, 2 Januari 2025 | 13:17 WIB
Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Wanggai saat menggendong salah satu anak belum lama ini. (Foto Istimewa)
Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Wanggai saat menggendong salah satu anak belum lama ini. (Foto Istimewa)

Pembiayaan ini sekitar Rp 50-an miliar dan kontribusi Pemprov Papua Pegunungan ke Provinsi Papua induk untuk dukungan beasiswa sekitar Rp 23 miliar. Ini komitmen Pemprov Papua Pegunungan kepada anak-anak mahasiswa asal Papua Pegunungan, baik di Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua.

Situasi dana pendidikan yang sudah jelas peruntukannya untuk beasiswa SUP ini menyebabkan keterbatasan biaya Pemprov Papua Pegunungan untuk mendukung biaya para mahasiswa lainnya seperti kedokteran, teknik, jurusan lainnya serta pilot. Permohonan biaya untuk para pilot anak-anak Papua Pegunungan relatif besar dengan perencanaan tahapan pendidikan pilot dalam memperoleh kualifikasi pilot di dalam negeri maupun luar negeri.

Dengan pembiayaan APBD yang relatif tidak besar ini, Pemprov Papua Pegunungan berusaha untuk memetakan pembiayaan di kegiatan-kegiatan yang selektif dengan berusaha menyebarkan kegiatan tersebut ke delapan kabupaten, termasuk bantuan hibah yang tidak dapat menjangkau semua komunitas/entitas sosial di Papua Pegunungan.

Dalam semangat perubahan sosial ini, Pemprov Papua Pegunungan juga berupaya untuk memperkuat peran serta pengusaha orang asli Papua dalam berbagai ruang ekonomi. Secara bertahap sesuai kapasitas anggaran daerah, berbagai paket kegiatan diupayakan dialokasikan ke segmen lapisan bisnis kaum muda Papua.

“Tahun 2025 ini, akan ditata lebih baik dan terukur guna meningkatkan peran dunia usaha di kalangan orang asli Papua,” ucap gubernur.

Mengelola Identitas dan Jati Diri sebagai Fondasi Sosial Kebanggaan Daerah Sebagai provinsi baru dengan pembiayaan yang terbatas, Pemprov Papua Pegunungan perlu menjalankan pendekatan sosial yang perlu menyentuh potensi masyarakat Papua Pegunungan.

Pilihan penting adalah sektor olahraga, sektor seni budaya, sektor ekonomi kreatif berbasis budaya maupun sektor pariwisata. Itulah mengapa Pemprov Papua Pegunungan mendukung kaum muda dan olahragawan untuk partisipasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh - Sumut.

Awalnya, Pemprov Papua Pegunungan tidak mengirimkan tim sepak bola, namun Pemprov Pegunungan meyakinkan KONI Pusat dan PSSI agar terdapat ruang baru untuk babak kualifikasi di cabang olahraga sepak bola. Alhasil, anak-anak muda Pegunungan meraih tiket sepak bola putra dan putri, dan tiket futsal putra dan putri.

Puncaknya, tim sepak bola putra masuk delapan besar bahkan mengalahkan tim Papua induk sebagai juara bertahan peraih emas pada PON XX Papua. Sedangkan tim sepak bola putri meraih medali perunggu melalui perjuangan panjang dengan tetesan keringat, air mata bahkan darah akibat cidera kaki.

Atlet-atlet muda Papua Pegunungan memiliki potensi yang luar biasa. Meraih delapan emas di PON XXI Aceh - Sumut merupakan fondasi awal dalam meletakkan semangat, identitas  dan jati diri masyarakat Papua Pegunungan di tingkat nasional.

Karena itu, pilihan untuk menata kembali dan memperbaiki lapangan pendidikan Wamena yang selama ini terbengkalai menjadi sebuah pilihan yang realistis. Lapangan yang bersejarah yang pernah mengantarkan tim Persiwa meraih posisi puncak di Liga I dan bahkan bersaing di kancah Asia Tenggara.

“Kami menyadari terdapat lapangan lainnya yang belum tersentuh, baik di lapangan Pepera Tiom, lapangan Merah Putih Karubaga, lapangan di Dekai, Elelim, Oksibil, Kobakma dan Kenyaam,” jelasnya.

Demikian pula Pemprov Papua Pegunungan melihat Gedung Olahraga Wamena (GOR) yang dibangun Provinsi Papua induk yang terbengkalai. Padahal, diperlukan ruang publik guna kebutuhan olahraga, pentas seni budaya, pameran UMKM dan ekonomi kreatif, tempat pernikahan, tempat acara sosial keagamaan bahkan tempat musyawarah partai politik yang besar. Karena itu, perbaikan GOR Wamena dan lanskap halaman GOR menjadi pilihan penting di APBD 2024.

Peradaban masyarakat Papua Pegunungan begitu tinggi, sebagaimana tercermin dari ancaman rotan, noken, peradaban mumi, dan konsep arsitektur silimo.

Pada titik ini, Pemprov Papua Pegunungan pertama kalinya mengikuti pameran INACraft, Kriyanusa dan Dewan Kerajinan Nasional (DKN), yang mendapatkan pengakuan apresiasi juara di beberapa kriteria penilaian. Demikian pula, sentuhan lainnya melalui sarana Christmas Week Festival pada akhir Desember 2023, Festival Rumput Mei pada Mei 2024, dan Mountain Coffee Street Festival pada akhir November 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Elfira Halifa

Tags

Rekomendasi

Terkini

Membangun Fondasi dan Identitas Pegunungan Papua

Kamis, 2 Januari 2025 | 13:17 WIB

Pengisian Anggota DPRP Jalur Pengangkatan

Kamis, 28 November 2024 | 10:45 WIB

BAYI YESUS

Kamis, 21 Desember 2023 | 19:10 WIB

MEMAHAMI SUASANA KEBATINAN ORANG ASLI PAPUA

Minggu, 19 April 2020 | 23:19 WIB

Dialog Sektoral untuk Asmat

Jumat, 27 April 2018 | 14:05 WIB
X