MERAUKE - Sesuai rencana sebelumnya, bantuan sosial (Bansos) beras cadangan pemerintah Kabupaten Merauke sebanyak 100 ton mulai didistribusikan kepada setiap penerima di setiap kelurahan yang ada di Merauke, Senin (2/8). Bansos ini didistribusikan langsung koresponden yang merupakan tenaga relawan dari setiap kelurahan didampingi petugas kelurahan, penyidik Kepolisian dan BPK.
Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, saat memberikan pengarahan kepada koresponden yang akan mendistribusikan bansos tersebut menjelaskan bahwa Bansos yang akan didistribusikan ini merupakan beras cadangan Pemkab Merauke sebanyak 100 ton, dimana setiap paket berisi 5 kg beras dan susu yang merupakan bantuan dari sejumlah pengusaha.
“Tapi ada juga nanti dari Bulog yang merupakan Bansos dari Presiden sebanyak 201 ton,” katanya.
Bupati Romanus menekankan untuk tidak terjadi pendobelan penerima Bansos tersebut. Pada kesempatan itu, bupati Romanus Mbaraka, juga mengingatkan kepada para koresponden tersebut agar menjadi penyambung lida kepada masyarakat untuk taat protokol kesehatan. Sebab menurutnya, Covid jenis varian Delta yang menyebar di Merauke saat ini tingkat penyebarannya sangat tinggi. Begitu juga tingkat kematiannya tinggi apabila tidak segera ditangani.
“Kalau kepala sakit, batuk, penciuman hilang dan rasa lain-lain segera ke rumah sakit. Jangan tunggu. Sebab, Covid sekarang bahkan gejalanya kadang tidak ada. Tapi nanti tiba-tiba saturasinya langsung turun,” jelasnya.
Dikatakan bupati, bahwa banyak pasien Covid yang meninggal karena penangananya yang terlambat. Masyarakat yang kena Covid, terlambat datang ke rumah sakit. Datang ke rumah sakit ketika sudah parah dan itu sudah sulit ditangani. Sebab saturasi atau kadar oksigen dalam darah sudah sangat rendah dan akhirnya meninggal dunia.
Selain itu, bupati Romanus Mbaraka, juga mengajak masyarakat untuk segera vaksinasi bagi yang belum vaksin. Sebab menurutnya, bagi yang sudah vaksin dua kali, dan ketika kena Covid-19 maka yang bersangkutan tidak mengalami gejala terlalu berat. “Ada yang bilang sudah vaksin tapi meninggal. Itu karena tidak jujur saat vaksin. Dia ada sakit bawaan seperti diabetes tapi tidak jujur kepada petugas medis. Jadi harus jujur,” tandasnya. (ulo/tri)