JAYAPURA – Sebuah harapan dalam pesta pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) Oktober mendatang di Papua dimana ada kearifan local dari budaya dan kesenian asli Papua yang betul – betul asli. Ini yang sedang disiapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua dimana dinas ini diberi dua tanggungjawab jelang PON. Pertama soal makanan kuliner asli Papua yang akan disajikan maupun dijual kepada tamu – tamu peserta PON. Yang kedua soal kesiapan sanggar – sanggar seni untuk mengambil bagian dalam pertunjukkan.
Kami terus mempersiapkan apa yang menjadi tugas kami jelang PON. Dari seni budaya khususnya tari – tarian pada pembukaan dan penutupan nantinya dihandle oleh kami sehingga perlu ada pelatihan dan pemantapan untuk sebuah seni pertunjukkan. “Yang kami tekankan disini adalah para penggiat seni khususnya seni tari harus bisa mementaskan tarian khas Papua yang semua atributnya menggunakan kostum atau pakaian yang memang asli, bukan kain sebab budaya Papua sesungguhnya tidak mengenal kain,” kata Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Yulianus Gombo usai membuka pelatihan seni bagi sanggar seni di Taman Budaya Expo Waena, Senin (7/6).
Pelatihan ini diikuti 20 sanggar seni dengan 60 peserta yang berasal dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom. Yulianus menyebut bahwa event PON menjadi momentum untuk “menjual” keunikan dan keetnikan Papua. “Jadi harus pakai kulit kayu dan bukan kain sebab kita di Papua sebenarnya tidak mengenal kain,” jelasnya. Sementara Kepala Taman Budaya Provinsi Papua, Herman Saud S.Pd., M.Sc menambahkan bahwa meski dalam situasi pandemi covid, para pekerja seni diminta untuk tetap jeli melihat peluang.
Meski pasti ikut terdampak namun paling tidak dengan kondisi sulit ini para pekerja seni tetap eksis dan mengembangkan kemampuannya. “Memang tidak mudah namun dalam pelatihan ini semua akan diajarkan bagaimana bisa bertahan dan eksis di tengah masa sulit,” imbuhnya. (ade/wen)