CEPOSONLINE.COM,JAYAPURA-Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Waropen Provinsi Papua mengadakan pelatihan Contraceptive Tecnologi Update (CTU) berbasis kompetensi bagi tenaga bidan Kabupaten Waropen.
Pelatihan tersebut, berlangsung mulai 15-18 Januari 2024 di Jayapura. Dengan menghadirkan 2 orang narasumber, yakni Ketua IDI Kota Jayapura dr. Hartono dan Ketua IBI Papua Dionesia Pri Utami.
Pelatihan tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Perwakilan Bkkbn Papua Nerius Auparai.
Dalam sambutannya Nerius mengapresiasi DP3AKB Waropen, telah memanfaatkan secara baik dana Otonomi Khusus (Otsus) dengan mengadakan pelatihan CTU bagi tenaga Bidan di Kabupaten Waropen. Pasalnya pelatihan CTU untuk tenaga Bidan itu membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Ini suatu kehormatan bagi kami, (Bkkbn_red) karena BP3AKB bisa memanfaatkan dana Otsus untuk mengadakan pelatihan CTU bagi tenaga bidan di Kabupaten Waropen," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, pelatihan CTU tersebut sangat berdampak besar dalam meningkatkan kompetensi Bidan untuk melayani masyarakat. Sebab Bidan ini merupakan ujung tombak dalam melaksanakan progam Keluarga Berencana (KB).
"Bidan ini ujung tombak dalam pelaksanaan program KB di kabupaten/kota, maka penting adanya pelatihan CTU ini untuk mereka," ujarnya.
Nerius mengharapkan melalui pelatihan tersebut Kompetensi Bidan di Kabupaten Waropen semakin meningkat.
"Saya harap melalui pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi tapi juga keterampilan mereka dalam melaksanakan Program KB di Kabupaten Waropen," harapnya.
Sementara itu Kepala DP3AKB Kabupaten Waropen Selvina Yakoba Imbiri, menyampaikan kegiatan tersebut bersumber melalui dana Otsus tahun anggaran 2023 kemarin. Dengan jumlah peserta sebanyak 13 orang.
Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan pelatihan CTU tersebut untuk mempersiapkan SDM tenaga Bidan dalam melaksanakan progam KB kepada masyarakat di Kabupaten Waropen
Kemudian meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan berbagai alat Kontrasepsi.
"Selama pelatihan para peserta (Bidan red) akan mengikuti dua tahapan yakni teori, kemudian praktek terkait cara pemasangan alat kontrasepsi," jelasnya.
Selviana mengharapkan melalui pelatihan tersebut para Bidan dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan tapi juga sikap mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Sehingga dengan begitu, masyarkaat akan semakin terpacu untuk menggunakan alat Kontrasepsi sesuai standardnya," pungkasnya (*)