CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 2, Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (Mariyo) memiliki program dalam meningkatkan angka harapan hidup di Papua.
Hal ini disampaikan dalam Debat Publik Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Papua pada Rabu, 30 Juli 2025.
Pada sesi tanya jawab antarpaslon, Calon Gubernur Papua Nomor Urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), menanyakan pasangan Mariyo perihal strategi mereka dalam menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan anak di bawah 5 tahun, serta mendekatkan pelayanan cepat dan tepat bagi masyarakat, agar meningkatkan angka harapan hidup di Papua.
Mendengar pertanyaan tersebut, Matius Fakhiri memaparkan program mereka yang diberi nama KASIH: Kesehatan Ibu Hamil.
“Kita mulai dengan KASIH; kesehatan ibu hamil. Ini merupakan bagian integral bagi SDM (sumber daya manusia) Papua emas pada 2045 mendatang,” ujar Matius Fakhiri.
Program ini dinilai dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan anak di bawah umur.
Tujuannya tak lain berkoorelasi dengan peningkatan angka harapan hidup di Papua.
Matius menilai, program kerjanya itu dapat terealisasi, termasuk dalam konteks pembangunan infrastruktur dan pelayanan kesehatan dan cepat dan tepat bagi masyarakat.
Apalagi, program kerjanya itu juga mendapat dukungan dari 16 partai koalisi, sertapula pemerintah pusat.
“Kami sangat yakin dan percaya dapat melakukan itu, memperbaiki semua infrastruktur, termasuk melakukan intervensi dengan memberikan dukungan penuh kepada pemerintah di kabupaten/kota, selain membangun juga di provinsi,” ujarnya.
“Kami juga meminta bantuan dari (pemerintah) pusat, agar cepat dilakukan transformasi dalam hal yang disampaikan paslon nomor urut 1 dengan tujuan menuju Papua Cerah, Papua Maju,” sambungnya lagi.
Menambahkan, Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 2, Aryoko Rumaropen, menyebutkan, dukungan pemerintah pusat menjadi bagian penting dalam pembangunan Papua.
Dengan kata lain, kemampuan Papua secara mandiri dikolaborasikan dengan pemerintah pusat dan pemerintah di kabupaten/kota di Papua.
“Intinya, kita tidak boleh lihat Papua sepotong-sepotong, karena Papua adalah rumah bersama kita yang patut kita bangun,” tambah Aryoko Rumaropen. (*)