CEPOSONLINE.COM - NABIRE, Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Provinsi Papua Tengah mengungkapkan komitmennya untuk mengendalikan lajunya HIV/AIDS di Papua Tengah dalam acara sosialisasi survey terpadu biologis dan perilaku (STBP) tanah Papua tahun 2025 di aula Setda Nabire, Selasa, (6/5/2025).
“ Kami menyadari bahwa keberhasilan STBP tidak hanya bergantung pada tim survei, tetapi juga dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, kami memohon bantuan dan kolaborasi dari seluruh pihak,” tutur Kepala Dinkes P2KB Papua Tengah, dr. Agus.
Dokter Agus berharap dukungan dari pemangku kepentingan dalam sosialisasi di tingkat distrik, kelurahan, dan kampung agar masyarakat memahami pentingnya partisipasi dalam survei.
“ Memfasilitasi tim survei dalam pengumpulan data, termasuk pengambilan sampel darah dan wawancara,” ujarnya.
Pemerintah berharap melalui kegiatan ini, Kami sejalan dengan visi misi Gubernur Bapak Meki Nawipa dan Wakil Gubernur Bapak Deinas Geley dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan. Kabupaten Nabire dapat menjadi contoh dalam pelaksanaan STBP yang sukses
Dokter Agus mengatakan dengan kolaborasi semua pihak, data yang dihasilkan akan berkualitas dan bermanfaat bagi program pengendalian HIV/AIDS di Tanah Papua Tengah.
“ Kebijakan Strategis Papua Tengah dalam Pengendalian HIV/AIDS yakni Integrasi STBP dengan Program Penanggulangan Penyakit Menular. Hasil STBP akan digunakan untuk mendukung strategi daerah dalam pencegahan HIV/AIDS di Papua Tengah,” katanya.
Dinkes Papua Tengah juga akan melakukan Pendekatan Komunitas dalam Tes HIV Gratis.
“ Pemerintah daerah akan menyediakan layanan tes HIV berbasis komunitas untuk meningkatkan deteksi dini dan pengobatan cepat,” tutur Dokter Agus.
Selain itu Dinkes Papua Tengah juga akan meningkatkan Edukasi Kesehatan di Wilayah Pedalaman.
“ Program STBP dikombinasikan dengan edukasi pencegahan HIV/AIDS di distrik dan kampung. termasuk sosialisasi di rumah ibadah dan sekolah,” lugas dia.
Selain beberapa hal diatas menurut dokter Agus, pihak juga akan memperkuat Sistem Rujukan dan Layanan AR
“ Memastikan pasien HIV/AIDS yang terdeteksi melalui STBP mendapat akses pengobatan ARV tanpa hambatan administratif,” imbuhnya.
