CEPOSONLINE.COM, KEEROM - Sejumlah petani cabai di Kampung Traimelyan, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom mengeluh lantaran budidaya pertaniannya terancam rusak akibat minimnya curah hujan beberapa hari terakhir ini.
Hal ini disampaikan oleh salah seorang anggota kelompok tani Cabe Jaya Kampung Traimelyan, Fransiskus Safarius Tuju terkait kondisi pertanian di daerah tersebut.
"Sudah hampir tiga minggu terakhir tidak ada turun hujan di sini, tentu cuaca ini sangat mengkhawatirkan kami petani," ujar Fransiskus ke Ceposonline.com, Kamis (22/02/2024).
Menurut penggakuannya, untuk memenuhi kebutuhan air tanaman cabai selama musim kemarau ini, petani terpaksa harus menggunakan air sumur bor yang digunakan untuk konsumsi di rumah setiap harinya.
"Kekurangan air pada tanaman cabai ini sangat berpengaruh terhadap hasil dan keberlangsunggan pohon cabai. Akarena biasanya akan berdampak banyak cabai yang mati dan tentu hasilnya tidak bagus lagi," ungkapnya.
Seiring harga cabai yang menurun drastis, petani cabai di Kampung Traimelyan merasa terancam karena kondisi curang hujan yang sangat minim di daerah tersebut beberapa hari terakhir.
Dengan kondisi seperti ini tentu membuat para petani cabai berharap dukungan pemerintah.
"Tentu kita berharap ada dukungan pemerintah demi keberlangsunggan para petani khususnya kita petani cabai," ungkapnya.(*)