Tonotwiyat telah dilakukan secara turun temurun sejak dahulu. Konon, tradisi ini telah ada ratusan tahun silam. Tidak ada yang tahu persis bagaimana tradisi mengunjungi hutan perempuan dimulai.
Tetapi sudah sejak lama para perempuan mengunjungi hutan untuk mencari pasokan bahan pangan seperti kerang, udang, kepiting dan ikan.
Laki-laki dilarang memasuki kawasan hutan perempuan. Selama perempuan mencari bahan makanan, biasanya para perempuan menanggalkan pakainnya. Tujuannya untuk mempermudah gerak mereka di dalam lumpur bakau.
Oleh karena itu, para laki-laki sudah paham bahwa mereka tidak boleh memasuki area hutan perempuan. Jika laki-laki masih nekat menerobos masuk, maka akan dikenakan denda adat.
Hingga saat ini, hutan perempuan terus dilestarikan oleh mam di Kampung Enggros dan Tobati. (*).