CEPOSONLINE.COM, BIAK - Kepala Kantor Pegadaian Cabang Biak, Andri Sutisna, mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global, khususnya dampak dari perang dagang dunia, sedikit mempengaruhi pasar di Indonesia.
Dimulai sejak 4 April, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah mengalami kenaikan signifikan, dari Rp 17.300 menjadi Rp 16.800, yang turut berdampak pada harga emas dunia.
Andri menyatakan bahwa meskipun kenaikan harga emas tidak terlalu besar, hal ini tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat yang mulai melirik emas sebagai pilihan investasi.
“Emas selalu memiliki kecenderungan untuk mengalami kenaikan harga dari tahun ke tahun, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi mata uang. Saat ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya investasi emas di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil,” ungkap Andri, akhir pekan kemarin.
Baca Juga: Pemkab Biak Numfor Serahkan LKPD 2024 ke BPK RI
Menurut Andri, emas tidak hanya menjadi pilihan investasi, tetapi juga sebagai instrumen yang dapat melindungi nilai aset masyarakat di masa depan.
“Emas bisa menjadi pelindung terhadap gejolak ekonomi, karena meskipun pasar saham mengalami penurunan, harga emas tetap mampu mempertahankan kredibilitasnya sebagai investasi jangka panjang,” tambahnya.
Salah satu keunggulan emas sebagai investasi adalah likuiditasnya yang tinggi, yang memudahkan masyarakat untuk mencairkan investasi mereka kapan saja.
Andri juga menekankan bahwa Pegadaian Biak terus mengedukasi nasabah agar semakin paham tentang pentingnya investasi emas, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
“Melihat kondisi ekonomi yang mengkhawatirkan di tahun 2025, banyak nasabah yang mulai melirik emas sebagai instrumen investasi. Kami mencatat adanya pertumbuhan yang signifikan pada nasabah tabungan emas dan pegadaian lainnya. Pada semester pertama tahun 2024, pertumbuhannya tercatat sebesar 8,4 persen, setara dengan sekitar Rp 11 miliar,” jelas Andri.
Meskipun tantangan ekonomi global masih ada, Andri optimis bahwa pada semester kedua 2024, Pegadaian Biak dapat terus tumbuh meskipun dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
“Target kami untuk semester kedua adalah mencapai pertumbuhan 0,8 persen, dan kami berharap dapat memenuhi target RKP tahun ini yang sebesar Rp 170 miliar, dengan kontribusi sekitar Rp 23 miliar dalam setahun,” kata Andri.