• Senin, 22 Desember 2025

BBM Sulit, Sampah Menggunung di Biak Numfor Papua: Bikin Bau!

Photo Author
- Senin, 10 Februari 2025 | 12:30 WIB
TUMPUKAN SAMPAH. Sampah yang menumpuk di Pasar Inpres Biak, Minggu (9/2). Kondisi ini sudah beberapa hari karena tidak terangkut (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)
TUMPUKAN SAMPAH. Sampah yang menumpuk di Pasar Inpres Biak, Minggu (9/2). Kondisi ini sudah beberapa hari karena tidak terangkut (CENDERAWASIH POS/ISMAIL)

CEPOSONLINE.COM, BIAK NUMFOR Penumpukan sampah di Kota Biak, khususnya di Pasar Inpres Biak Kota, terus menjadi sorotan warga. Sejak Kamis hingga saat ini Minggu (9/2), sebagian sampah belum terangkut, seperti contoh di TPS Pasar Inpres Biak, menyebabkan bak sampah yang sudah penuh meluber hingga ke bahu jalan.

Kondisi ini mengganggu aktivitas masyarakat dan menimbulkan keresahan.

Menurut Iwan Ismulyanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Biak, masalah utama yang menyebabkan keterlambatan pengangkutan sampah adalah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan ketersediaan sumber dana.

"Tidak ada masalah pada gaji petugas kebersihan. Gaji pegawai Desember sudah dibayar dan diajukan sejak awal Januari, Sedangkan Januari sudah dibayarkan dan akan diproses Senin ini.”

“Namun yang menjadi kendala utama dan sebenarnya terjadi adalah ketiadaan BBM selama tiga hari. Hari ini (Sabtu) sebenarnya sudah mulai normal dan Senin nanti sudah pasti normal kembali," kata Iwan Ismulyanto mengkonfirmasi, Minggu (9/2). 

Baca Juga: Tantangan APBD Sehat di Biak Numfor, Mampukah Markus-Jimmy Menjalankan Amanah Rakyat?

Iwan menambahkan bahwa peralihan BBM dari solar ke Dexlite karena adanya perawatan tangki pada salah satu SPBU di Biak penyedia Solar, juga berdampak pada anggaran operasional.

Sebagai langkah darurat, Iwan mengaku sempat menggunakan dana pribadi, maupun pinjaman untuk menutupi biaya operasional pengangkutan sampah agar layanan tetap berjalan meskipun ada kendala anggaran.

"Kami tidak ingin layanan ini terhenti sepenuhnya, jadi beberapa kali kami harus menutup biaya operasional dengan berbagai cara," ujarnya.

"Sebelumnya harga BBM Solar sekitar Rp 6.800, kini menjadi sekitar Rp 13.600 untuk Dexlite, karena ada salah satu SPBU yang menyediakan solar harus melakukan perawatan tangki dan tutup sementara. Ini mempengaruhi distribusi pengangkutan sampah, terutama pada Rabu, Kamis, dan Jumat lalu," lanjutnya.

Sementara itu, Donny Irawan, seorang aktivis lingkungan dari komunitas Trash Hero Biak, mengungkapkan bahwa tumpukan sampah ini tidak hanya terjadi di Pasar Inpres Biak Kota, tetapi juga di Mandow dan Samofa.

Donny juga menyoroti kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah yang kurang tepat.

"Masalah ini tidak sepenuhnya tanggung jawab DLH. Masyarakat juga harus memilah sampah sebelum membuangnya. Semua sampah dicampur menjadi satu, termasuk sisa makanan dan sayur yang sebenarnya bisa diolah atau dibuang secara terpisah. Jika sampah dipilah, maka pengelolaannya akan lebih baik dan tidak mudah menumpuk," tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

Hendra Wijaya Resmi Jabat Kajari Biak Numfor

Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:04 WIB
X