• Senin, 22 Desember 2025

Bentrok Pendukung Bupati Pecah di Puncak Jaya: Satu Tewas, Empat Luka-luka

Photo Author
- Kamis, 27 November 2025 | 16:11 WIB
Aparat Keamanan saat amankan lokasi bentrok antar pendukung bupati dan eks calon bupati di Puncak Jaya, Rabu (27/11/2025).(CEPOSONLINE.COM/KAPOLRES PUJA)
Aparat Keamanan saat amankan lokasi bentrok antar pendukung bupati dan eks calon bupati di Puncak Jaya, Rabu (27/11/2025).(CEPOSONLINE.COM/KAPOLRES PUJA)

 

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA—Bentrok antar pendukung Bupati Puncak Yuni Wonda dan pendukung mantan calon Bupati Miren Kogoya pecah di Kabupaten Puncak Jaya pada Rabu (26/11/2025).

Insiden yang terjadi di Kota Mulia tersebut menelan satu korban jiwa dan empat orang luka-luka.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menjelaskan, bentrok bermula ketika kedua kelompok sama-sama menggelar acara bakar batu.

Dimana pendukung Bupati Yuni Wonda melaksanakan bakar batu di Lapangan Amanah, sedangkan pendukung Miren Kogoya menggelar acara serupa di dekat Bandara Mulia, Puncak Jaya.

Ketegangan terjadi saat rombongan pendukung Miren Kogoya yang hendak menuju lokasi acara dekat bandara melintasi kawasan tempat pendukung Yuni Wonda mengadakan bakar batu. Miskomunikasi antar kedua kelompok memicu aksi saling serang.

"Kita belum tahu siapa yang menyerang lebih dulu karena kami masih melakukan pendalaman kronologis sebenarnya seperti apa," jelas Kapolres AKBP Achmad Fauzan melalui sambungan telepon, Kamis (27/11/2025).

Dari bentrokan tersebut, satu warga bernama Kimiyer Tabuni meninggal dunia akibat luka senjata tajam dan patah pada bagian hidung setelah terkena lemparan batu. Sementara empat orang lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Dua korban luka berat akibat terkena panah telah dirujuk ke RS Mimika. Sedangkan jenazah Kimiyer Tabuni telah dipulangkan ke Kampung Wandepogak, Distrik Irimulia, Puncak Jaya.

AKBP Achmad Fauzan menegaskan bahwa insiden ini masih berkaitan dengan tensi politik sisa Pilkada sebelumnya, di mana kedua kubu belum sepenuhnya berdamai. Proses perdamaian adat yang belum tuntas menjadi salah satu pemicu kelompok masih terbelah.

"Kelompok-kelompok itu kan masih kental, belum bisa membaur sepenuhnya karena proses adat belum selesai. Pembayaran denda adat juga belum tuntas," jelasnya.

Menurut Kapolres, sebelumnya kedua kubu telah menjalani prosesi adat potong tali kah dan potong busur sebagai simbol perdamaian, namun masih terdapat rangkaian perdamaian adat yang belum dilaksanakan sehingga ketegangan antar kubu tetap bertahan.

"Memang persoalan akibat beda pilihan politik di Puncak ini masih sangat kental," tambahnya.

Tidak ada warga yang ditahan terkait insiden tersebut. Aparat menilai situasi pertikaian massal antar kelompok warga menyulitkan upaya penegakan hukum secara langsung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Elfira Halifa

Tags

Rekomendasi

Terkini

Yuni Wonda : Politik Selesai, Semua Bersatu

Selasa, 17 Juni 2025 | 13:57 WIB

Puncak Jaya Mencekam, 13 Rumah Dibakar

Senin, 12 Mei 2025 | 11:55 WIB

Pensiunan Polisi Ditembak OTK di Puncak Jaya

Selasa, 8 April 2025 | 04:54 WIB

Bentrok di Puncak Jaya Total Tewaskan 12 Orang

Sabtu, 5 April 2025 | 12:57 WIB
X