Pertama dan yang paling penting untuk dipahami, Su Talek tidak diperuntukan untuk dikenakan oleh laki-laki atau pria.
“Su Talek biasa digunakan oleh perempuan, bukan laki – laki,” tegas Miki kepada Ceposonline.com, Senin (19/08/2024).
Tak ayal, ketika Su Talek dikenakan suami Selvi Ananda tersebut di muka umum, hal ini menuai banyak protes dari masyarakat adat wilayah pegunungan Papua.
“Kalau kami mau bilang kasarnya adalah pak Gibran membawa pakaian dalam wanita dan ditunjukkan dimuka umum dan terkesan melecehkan perempuan dari masyarakat kami.”
“Ini tidak enak tapi kami tidak menyalahkan sepenuhnya sebab orang yang memberikan ini yang harusnya mencari tahu dulu.”
“Itu bukan Noken sembarang soalnya,” imbuhnya.
Kedua, Su Talek menjadi sakral bagi masyarakat adat wilayah pegunungan karena Noken ini hanya dapat dikeluarkan atau dikenakan saat prosesi adat.
Dengan kata lain, secara adat, Su Talek tidak diperkenankan untuk dipakai di acara seremonial dan dipertontonkan untuk umum.
“Noken jenis ini tidak untuk dikenakan pada acara seremonial apapun atau untuk dibawa ke mana-mana seperti biasa ibu-ibu kenakan,” tegasnya lagi.
Kalaupun dikenakan pada prosesi adat, Su Talek harus dilengkapi dengan atribut lainnya, yakni Ye Talek atau kapak batu.
“Su Talek ini biasa satu paket dengan Ye Talek atau kapak batu batu.”
“Dari coraknya kami paham, ini Noken bukan sembarangan,” bebernya.
Baca Juga: REKAPITULASI Lengkap Pilpres 2024 di Tanah Papua: Prabowo – Gibran Menang 100 Persen
Baca Juga: Begini Tanggapan Kadis Pendidikan Keerom Soal Program Makan Gratis Prabowo-Gibran