• Minggu, 21 Desember 2025

Papua Harus Swasembada Pangan dan Energi, Presiden: Ini Pelajaran dari Nenek Moyang Kita!

Photo Author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 12:37 WIB
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat memberikan arahan terkait percepatan pembangunan Papua, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 16 Desember 2025.
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat memberikan arahan terkait percepatan pembangunan Papua, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 16 Desember 2025.

CEPOSONLINE.COM Terdapat dua poin penting yang digarisbawahi Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pengarahan kepada Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otsus Papua dan kepala daerah se-Papua.

Diketahui, dalam pengarahan yang dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2025, tersebut, Presiden Prabowo menekankan agar pemerintah mempercepat pembangunan Papua di semua bidang.

Dua bidang di antaranya yang menjadi prioritas ialah swasembada pangan dan energi.

“Sebagaimana saya sudah bertahun-tahun menggarisbawahi, dasar dari semua kehidupan bangsa adalah menjamin makanan bagi rakyatnya.”

“Karena itu, masalah pangan sangat utama. Pangan menjadi dasar dari transformasi bangsa kita.”

“Semua bisa berdiri dan bertahan karena aman pangannya. Agar pangan aman, kita harus swasembada pangan,” tegas Prabowo.

Menurutnya, bangsa Indonesia harus memproduksi pangannya sendiri di setiap jenjang, yakni swasembada pangan nasional, provinsi, bahkan per kabupaten/kota.

Prabowo menyebutkan, bencana di Aceh – Sumatera memberikan pelajaran di mana setiap masyarakat di desa, kecamatan, hingga kabupaten harus bisa bertahan ketika komunikasi terputus.

“Ini pelajaran nenek moyang kita.”

“Dulu ada lumbung pangan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan lumbung pangan nasional.”

“Kita akan lakukan itu. Kita akan bantu, sehingga setiap kabupaten bisa swasembada pangan,” jelasnya.

Bahkan, Prabowo menjelaskan bahwa Menteri Pertanian sudah melakukan langkah-langkah untuk membuka sumber pangan di semua daerah.

Dengan luasnya negara Indonesia, alangkah baiknya jika satu pulau dapat mandiri, ketimbang bergantung kepada pulau lainnya.

Pasalnya, ongkos logistik antarpulau yang terlalu besar menjadi masalah lain juga ketika satu pulau harus terus-terusan bergantung pada pulau lain.

“Ongkos logistik terlalu besar, sehingga beras yang mungkin produksi di satu daerah itu harganya Rp 8-9 ribu, di daerah lain bisa sampai Rp 25 ribu karena faktor komunikasi, faktor logistik,” ujarnya.

“Jadi kita dipaksa alam untuk kejar swasembada pangan.”

“Kita bisa punya sawah untuk beras, atau kebun (untuk) jagung, sagu, atau singkong.”

“Ini kunci survival kita sebagai bangsa. Ini pelajaran kita dari ribuan tahun.”

“Jadi kita tidak usah terlalu pintar, belajar saja dari nenek moyang kita,” tambahnya.

Dengan demikian, setiap daerah di Indonesia ditekankan agar swasembada pangan.

“Kita harus siap untuk kemungkinan terburuk.”

“Bahkan di daerah terpencil sekalipun, kita harus siapkan benih yang cocok.”

“Wilayah pegunungan juga jadi perhatian untuk sumber karbohidrat dan protein,” sambungnya.

Selain swasembada energi, Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada energi di Papua.

“Saya kira Papua punya sumber energi yang sangat baik.”

“Dari Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) juga sudah merancang bahwa daerah-daerah di Papua harus menikmati energi yang diproduksi di Papua,” tambahnya lagi.

Di samping itu, Prabowo menyebutkan, daerah-daerah yang sulit akses dapat menggunakan tenaga surya atau tenaga air sebagai sumber energi.

“Teknologi tenaga surya sekarang sudah semakin murah dan bisa mencapai daerah terpencil.”
“Juga tenaga hidro dengan skala kecil bisa digunakan di daerah terpencil.”

“Ini semua agar ada kemandirian tiap daerah.”

“Dengan demikian, kalau ada tenaga surya dan air, tidak perlu kirim-kirim BBM (Bahan Bakar Minyak) mahal dari daerah lain,” pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

Rekomendasi

Terkini

X