CEPOSONLINE.COM,NABIRE - Kasus HIV AIDS di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah makin mengkhawatirkan. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nabire memberikan saran terkait peningkatan penanganan kasus HIV/AIDS, terutama fokus pada edukasi masif kepada masyarakat, terutama mengenai perilaku berisiko dan cara pencegahan.
DPR juga melihat bahwa penyebaran penyakit ini ternyata juga lewat wadah cafe maupun kos-kosan.
“ KPA harus aktif menertibkan titipan di homestay, kos-kosan dan Cafe-Cafe karena mereka ini juga menjadi salah satu penyebar virus HIV AIDS di Nabire,” tutur Wakil Ketua III DPRK Nabire, Hengky Wakei kepada media ini, Jumat, (16/5/2025).
Wakei menegaskan para Pekerja Seks Komersil ini bila perlu dipusatkan di Samabusa.
“Itu karena saat kami hearing di lokalisasi samabusa, pengelola sampaikan ke kami bahwa dalam lokalisasi manajemen jelas dan selalu ada pemeriksaan rutin per minggu untuk memastikan status HIV AIDS kepada pekerja,” tegas Wakei.
Menurutnya penyebaran HIV AIDS sangat tinggi di Nabire disebabkan oleh melalui hubungan seksual berganti-ganti pasangan (heteroseksual). Selain itu, penggunaan jarum suntik narkoba secara bersamaan juga merupakan faktor risiko yang signifikan.
“ Ini mungkin karena kurangnya sosialisasi. Maka kami akan mendorong peningkatan akses terhadap layanan tes dan konseling HIV/AIDS serta penguatan peran pemerintah dalam sosialisasi dan penanggulangan HIV AIDS,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah daerah melalui RT RW dapat menertibkan warga baru dari luar Nabire.
“ Statusnya harus jelas. Kami harap Pemda sampai tingkat RT RW dapat menertibkan warga baru yang masuk ke Nabire termasuk pengelolah-pengelolah homestay dan segala macam harus dipastikan statusnya,”harap Wakei.
Lanjutnya, KPA harus lebih pro aktif dalam melaksanakan sosialisasi dan penertiban lokalisasi untuk menekan lajunya angka HIV AIDS. (*)
Editor: Abdel Gamel Naser