CEPOSONLINE.COM, NABIRE-Setelah melihat laju kenaikan angka penderita HIV -AIDS, TBC, Wabah Campak, Wabah Polio yang sedang terjadi dan penyakit lainnya di Papua Tengah, maka Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah menyusun strategi pengendalian penyakit untuk menekan jumlah penularan dan pengendalian penyakit.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah, Dr. drg. Yohanes Tebai, MH.Kes menjelaskan, bahwa beberapa waktu lalu Dinkes Papua Tengah gelar rapat Kerja khusus Bidang Pengendalian Penyakit se Papua Tengah sebagai rapat kerja teknis yang pertama kali diselengarakan di Pulau Papua sepanjang sejarah.
Rapat Kerja ( Raker) ini adalah kegiatan perdana untuk membicarakan strategi pengendalian penyakit di Papua Tengah.
" Dalam rapat itu kami membahas indikator capaian sebagai tujuan akhir yang harus dicapai sesuai ketetapan Nasional oleh Kementerian Kesehatan dan Juga Ketetapan Capaian Indikator secara lokal oleh Dinkes Provinsi Papua Tengah, " kata drg. Yohanes Tebai kepada media ini di sela-sela Rakerkesda Dinkes Papua Tengah, Rabu (29/5/2024).
Dalam raker Pengendalian Penyakit Perdana ini, dihadiri oleh Penangungjawab Program HIV-AIDS, TBC, Malaria, Penyakit Tidak Menular, Penyakit Kusta, Surveilance Kesehatan dan Imunisasi serta Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dari 8 Kabupaten di Provinsi Papua Tengah.
Selanjutnya, Dinkes mengevaluasi capaian dan masalah di daerah baik yang masuk dalam Determinan kesehatan maupun yang masuk ke determinan non kesehatan.
Lebih lanjut dijelaskan Doktor Tebai yang menjadi Doktor Papua Pertama di Bidang Kedokteran dan Kedokteran Gigi di Papua, menyampaikan bahwa Determinan kesehatan meliputi aspek Sumber Daya Manusia (SDM).
" Apakah tenaga kesehatan yang ditugaskan benar ada di tempat tugas yang terpencil atau berkumpul di Kota?
Bagaimana Aspek perencanaan anggarannya? Apakah berkoordinasi baik antara atasan dan bawahan? Sarana prasarananya bagaimana? Sistem Kinerja pelayanan dan Pengelolaan Program, apakah dilakukan dengan membangun komunikasi, sinergi dan kolaborasi secara vertikal dari staf, kepala seksi, kepala bidang dan kepala dinas atau tidak? Dan koordinasi secara horisontal antara dinas kesehatan dan stakeholder sudah dilakukan dengan baik atau belum? Itu yang kami cek dan bicarakan, " ujar Tebai.
Kemudian menurutnya, Determinan non kesehatan seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, keamanan, dan letak geografis.
" Selanjutnya kita sudah membahas strategi-strategi yang sudah, sedang dan akan dilakukan terkait identifikasi masalah di atas yang ditetapkan dalam Rencana Tindak Lanjut ( RTL)," tutur Tebai.
Pada kesempatan itu juga kata Tebai, pihaknya memberikan Empat Kategori Reward Kinerja P2P se-Papua Tengah.
" Kategori Terbaik diraih oleh Kontigen Dinas Kesehatan Mimika, Kategori Baik diraih oleh Kontingen Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, dan Kategori Cukup Baik diraih oleh kontingen Dinas Kesehatan Paniai " terangnya.
Doktor Tebai alumni Universitas Indonesia ini, mengungkapkan, Pemberian reward bukan menilai siapa yang lebih baik dan siapa yang kurang baik tetapi lebih kepada mendorong motivasi kerja para penanggungjawab program di 8 Kabupaten untuk lebih baik lagi.
" Penilaian kinerja ini terus dilakukan dalam program monitoring evaluasi dalam kunjungan ke daerah dan saat pertemuan Rapat Kerja Dinas Kesehatan di tahun-tahun mendatang untuk terus kejar program pengendalian penyakit yang masih jauh dari harapan, " pungkasnya. (*)