CEPOSONLINE, NABIRE- Menyikapi peningkatan jumlah kasus HIV-AIDS di Provinsi Papua Tengah yang berada pada urutan pertama di Tanah Papua, maka Pemuda Katolik dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) berkolaborasi menyelenggarakan diskusi publik.
Diskusi publik ini mengambil thema " Urgensi HIV-AIDS di Provinsi Papua Tengah " menghadirkan narasumber dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, KPA Kabupaten Nabire dan Kepala Puskesmas Bumi Wonorejo yang juga merupakan Pimpinan Klinik Santo Rafael Nabire, Dokter Pingky Pancawardhani.
Dalam Materinya, dr. Pingky menyebut presentasi angka tertinggi dengan pasien terjangkit HIV-AIDS berada pada perempuan.
"Aktivitas ini telah menyumbang level tertinggi penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok Perempuan (Ibu rumah tangga) terus bertambah setiap tahunnya,” kata dr. Pingky dalam diskusi Publik Urgensi HIV-AIDS di Aula Studio Gereja KSK Nabire, Sabtu (5/11/2023).
Menurutnya, penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga karena pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah serta memiliki pasangan dengan perilaku sex berisiko.
" Ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV berisiko tinggi untuk menularkan virus kepada anaknya. Penularan bisa terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui, " Jelasnya.
Ketua Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah, Tino Tison Mote mengatakan peningkatan kasus HIV-AIDS juga diakibatkan karena banyak mengkonsumsi ganja, minuman keras, seks bebas, pengaruh lingkungan dan lain-lain sehingga kasus ini terus bertumbuh.
" Saya harap, generasi muda menunda seks. Sangat disayangkan sekali, kalau seperti ini kita akan habis cepat, " mbuh Mote.
Sementara itu, sekretaris KNPI Provinsi Papua Tengah, Paskalis Boma menambahkan, edukasi bahaya HIV-AIDS menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di Papua Tengah dan pengadaan rumah singgah di Kabupaten Nabire menjadi rekomendasi penting dalam diskusi publik ini.
Ia berharap, Pemerintah Provinsi Papua Tengah membangun lintas kordinasi dengan pimpinan daerah di delapan Kabupaten untuk memberikan perhatian peralatan medis dan obat yang lengkap di rumah-rumah sakit sehingga penyebaran kasus ini tertangani dengan baik.
" Perlu dibangun juga lintas komunikasi dengan pihak gereja yang selama ini menaruh perhatian kepada umat dengan pasien ODHA. Klinik-klinik gereja ini harus diberikan perhatian khusus, selama ini mereka sudah menjadi garda terdepan memberikan edukasi dan pelayanan kepada umat," tutupnya.(*)