"Jadi tujuan utama kami itu sumber daya manusia lokal, sebenarnya mereka (anak-anak OAP) itu bisa, jadi saya bikin pepatanh itu; jangan jadi penonton di rumah sendiri, itu yang saya tanamkan di teman-teman jangan minder dengan orang yang datang dari luar, kita juga bisa," kata Irfan.
Irfan menyebutkan, langkah ini terbukti dan mampu meningkatkan sumber daya anak-anak lokal untuk menjadi operator pemandu gunung dan keterlibatan mereka dalam pendakian tersebut.
Kata Irfan, mereka telah berhasil menimba banyak ilmu selama kegiatan pendakian yang berlangsung hampir setahun penuh itu. Sehingga, ke depan beberapa dari mereka sudah dapat diberikan tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara mandiri.
"Mungkin Februari Maret 2025 lalu hanya ada beberapa, tapi sekarang kita sudah mulai pelan ada beberapa teman yang sudahh menguasai basecamp dan mungkin ke depan kami sudah bisa kasih tanggungjawab dia apa," kata Irfan.
"Tahun ini di bulan Oktober sudah ada dua orang yang summit bawa nama bendera (salah oepartor pendakian milik putra-putri Amungme yang berkolaborasi dengan PT Tropis Cartensz Jaya) sendiri. Jadi nanti ke depan Tropic dengan Nemangkawi kolaborasi sama-sama untuk tetap kita jalan sebagaimana mestinya," tutur Irfan.
Irfan melanjutkan, ada salah satu jalur pendakian baru yang nantinya akan dibuka menuju ke Puncak Cartensz.
Jalur itu akan ditempuh dari Kampung Tsinga di Distrik Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Kata Irfan, di akhir ekspedisi kemarin, telah diawali dengan membuang tali sebagai penanda.