Kemudian menjadi kecamatan Mimika Agimuga. Pada masa itu, di wilayah itu banyak gereja Katolik di sana.
“Dulu semua berpusat di Kokonao, di situlah Kabupaten Mimika mulai jadi. Saya dengan pak wakil bupati sama-sama dari SMP Kokonao jadi kita dua tau betul,” tutur Johannes.
Hingga pada akhirnya, wilayah ini dimekarkan dimekarkan menjadi dua kecamatan, yaitu Mimika Barat di Kokonao dan Mimika Timur di Mapurujaya. Selanjutnya, Agimuga pun dimekarkan menjadi kecamatan.
Setelah kecamatan itu dibentuk, kemudian di tahun 1989 dibentuk Kantor Pembantu Bupati dan bertahan sampai dengan tahun 1999.
Mimika berstatus kabupaten administratif yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 1996. Pada tanggal 8 Oktober 1996, mendiang Titus Octovianus Potereyauw dilantik sebagai Bupati Mimika pertama.
Status otonom Kabupaten Mimika sendiri baru ditetapkan secara resmi pada 4 Oktober 1999 melalui UU Nomor 45 Tahun 1999.
Johannes Rettob juga menceritakan Yohanis Kapiyau yang menjadi guru, dan pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) Provinsi Irian Barat dari tahun 1963 hingga 1971.
Bahkan, kakek dari Johannes Rettob sendiri datang ke Mimika sejak tahun 1923, dan ayahnya juga menyusul di tahun 1939.
“Jadi kita tahu persis kabupaten ini. Kenapa nama ini Timika? Karena namanya dipindah dari pantai ke sini. Ini perjalanan singkat daerah ini,” terang Johannes.
“Saya tantang PFI cari foto lama-lama ini, andaikan bisa dapat kita buat museum untuk mengenang sejarah Mimika dari masa ke masa,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PFI Kota Timika, Sevianto Pakiding kepada Cendeawasih mengatakan bahwa pameran ini merupakan pameran foto tentang sejarah yang pertama kalinya di tanah Papua.
Sevianto menjelaskan, hal yang paling penting untuk dipetik dari pameran ini yang pertama adalah mengenai sejarah.
Menurutnya, sepanjang perjalanana Kabupaten Mimika ada banyak momen yang perlu diulas dan dikenang beserta nilai-nilainya yang mulai terlupakan.
“Jadi nilai-nilai sejarah yang banyak terlupakan kita coba visualisasikan ke dalam pameran bernilai sejarah ini,” ungkap Sevianto.
Sevianto juga mengatakan bahwa pamerah ini sengaja dihadirkan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda di negeri ini agar dapat mendalami goresan sejarah perjalanan Kabupaten Mimikan yang pernah terjadi di masa lampau.