Pihaknya di DLHK juga menyiapkan sistem jemput bola dan layanan digital sebagai alternatif bagi warga yang kesulitan datang langsung ke loket.
Diharapkan dengan inovasi ini, capaian retribusi tahun 2025 bisa terealisasi baik, walaupun ia sadar cukup berat karena target tahun ini sebesar Rp.5 Miliar.
"Target kita Rp.5 Miliar tahun ini dan sekarang baru terealisasi sekitar Rp.500 juta,"bebernya.
Sambung Jace Mano bahwa, belum optimalnya pendapatan retribusi sampah rumah tangga ini karena kesadaran masyarakat belum sepenuhnya berjalan di lapangan.
Hal ini juga terjadi karena keterbatasan armada pelayanan bagi petugas kebersihan dilapangan yang belum optimal secara baik.
"Kita sadar pelayanan kita kemasyarakat belum maksimal dan ini juga dikeluhkan masyarakat dan mereka berharap agar setelah mereka membayar agar petugas kebersihan menjemput sampah hingga dirumah-rumah mereka,"pintanya.
Lanjut Jace Mano bahwa, sebagian besar masyarakat memang belum bisa terjangkau dengan armada sampah, terutama warga yang tinggal didaerah perbukitan.
"Kami sudah upayakan bersama pihak kelurahan untuk menyiapkan mobil pick up dan motor sampah, sehingga nanti petugas kebersihan bisa nyasar sampai kelorong rumah warga,"tutup Jace Mano. (*).