Kapal sepanjang 117 meter dan lebar 16 meter ini merupakan produk dalam negeri dari PT Bandara Abadi Batam, mampu mengangkut hingga 1.000 personel, dan dilengkapi meriam Kaliber 40 mm serta 12,7 mm sebagai pertahanan.
Kolonel Yohannes menekankan kebanggaannya terhadap kedua kapal yang merupakan buatan dalam negeri.
"Kedua kapal ini buatan dalam negeri, intinya negara kita sudah mampu membuat kapal, walaupun mungkin beberapa peralatan dari luar, dan ini masih akan terus berkembang," tegasnya, menunjukkan kemajuan industri pertahanan Indonesia.
Selama di Biak, Satgas Operasi Trisila telah disambut hangat oleh Pemerintah Daerah dan Forkopimda.
Berbagai kegiatan telah dan akan dilaksanakan, meliputi program Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Lanal Biak, serta kegiatan pengolahan ikan tuna di Samber.
Tak hanya itu, TNI AL juga fokus pada promosi dan edukasi bagi generasi muda Biak.
"Kami akan melaksanakan promosi kepada anak-anak sekolah yang kami fokuskan SMA/SMK, kami kenalkan seperti apa angkatan laut, siapa tahu ada yang berminat bergabung bersama kami," tutur Kolonel Yohannes.
Puncak interaksi dengan masyarakat adalah kegiatan Open Ship, di mana kedua kapal akan bersandar penuh di Pelabuhan Biak hingga hari Sabtu, 28 Juni 2025.
Ini adalah kesempatan emas bagi masyarakat dan anak-anak sekolah untuk berkunjung, melakukan wisata, dan mengenal lebih dekat kehidupan serta fungsi kapal perang.
Bukan sekadar melihat dari jauh, KRI Teluk Wondama (527) dan KRI Panah (626) membuka pintunya lebar-lebar, mengizinkan masyarakat menjelajahi setiap sudut kebanggaan bahari Indonesia.
Lebih dari sekadar pamer alutsista, kunjungan ini adalah jembatan.
Kolonel Yohannes berharap, perjumpaan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda Biak untuk bergabung dengan TNI AL, menjadi bagian dari "kehidupan lengkap" yang disiplin namun penuh kebersamaan di laut.
Bersama prajurit Marinir dan dukungan pesawat patroli CN 235 yang memantau dari udara, Operasi Trisila ini tidak hanya tentang kekuatan militer, tetapi juga tentang persahabatan dan dedikasi untuk negeri, membawa pesan damai dari gelombang samudra ke daratan Biak. (*)