features

Gelombang Persahabatan dari Laut: Dua KRI Kebanggaan Bangsa Menyapa Biak Numfor

Kamis, 26 Juni 2025 | 14:26 WIB
KRI Teluk Wondama 527 saat berlabuh di pelabuhan Biak, Selasa (24/6). (Cenderawasih Pos/Ismail)

Kala dua kapal kebanggaan TNI Angkatan Laut, KRI Panah (626) dan KRI Teluk Wondama (527), bersandar di Pelabuhan Biak dan Pelabuhan Lanal Biak, sebagai bagian dari Operasi Trisila.

Bukan sekadar manuver militer, operasi ini merajut tiga benang: menjaga keamanan laut, mengasah kemampuan tempur, dan yang tak kalah penting, merangkul masyarakat lewat Bhakti Sosial dan Ketahanan Pangan.

LAPORAN: ISMAIL, BIAK NUMFOR

Warga Biak Numfor mendapat kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan aset pertahanan laut Indonesia menyusul kedatangan KRI Panah (626) dan KRI Teluk Wondama (527) sebagai bagian dari Operasi Trisila Komando Armada III.

Operasi yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Yohannes Upang selaku Wakil Komandan Satgas Trisila ini menggabungkan tiga misi strategis: keamanan laut, latihan militer, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Berlangsung selama 37 hari, Operasi Trisila telah singgah di Ternate dan Morotai sebelum tiba di Biak, dan akan melanjutkan perjalanan ke Jayapura, Nabire, Manokwari, lalu kembali ke Sorong.

Kolonel Yohannes Upang menegaskan bahwa operasi ini bertujuan menciptakan rasa aman bagi pengguna laut, melaksanakan latihan intensif selama lintas laut, termasuk latihan pendaratan Marinir di Morotai yang bersejarah, serta menggelar program sosial di setiap pangkalan.

"Kami hadir di bawah Komando Armada III dari Kota Sorong, melaksanakan Operasi Trisila yang menggabungkan tiga kegiatan sekaligus," terang Kolonel Yohannes, didampingi Komandan KRI Panah Letkol Arif Wangsa, Komandan KRI Teluk Wondama Letkol Juni Hadi Purnomo, serta Perwira Seksi Operasi Satgas Mayor Armi.

Ia menambahkan bahwa operasi ini juga melibatkan satu pesawat CN 235 patroli maritim yang kini berada di Lanud AL, bertugas untuk memantau dari udara bersama pasukan Marinir yang terlibat dalam latihan.

Kolonel Yohannes menyoroti keberadaan dua kapal utama yang memiliki fungsi berbeda.

Letkol Laut Arif Wangsa Hamid, Komandan KRI Panah 626, menjelaskan bahwa kapalnya adalah jenis Fast Attack Craft Missile, kapal cepat berukuran 60 meter dengan lebar 8 meter.

"Fungsi kami sebagai kapal pengawal, kapal anti peperangan kapal permukaan, peperangan udara terbatas, dan termasuk Kapal SAR," jelas Letkol Arif, menambahkan bahwa KRI Panah memiliki 59 personel, senjata utama meriam Boffors, meriam 20 mm, dan rencana Rudal 40 blok 2.

Sementara itu, Letkol Laut Juni Hadi Purnomo, Komandan KRI Teluk Wondama 527, menguraikan kapalnya sebagai Unit Angkut Tank tipe LST.

"Fungsi asasinya sebagai pengangkut Tank jenis Leopard, yang mampu mengangkut 12-13 Leopard," ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Melindungi Hak Ulayat Masyarakat Adat Waropen Papua

Selasa, 25 November 2025 | 15:54 WIB

Garis Depan! Noval Monim Nakes di Negeri Tapal Batas

Rabu, 19 November 2025 | 20:48 WIB

Sinergi Dalam Filosofi Menuju Indonesia Sejahtera

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:10 WIB

Menyusuri Jalan Luka Menuju Negeri Seribu Ombak

Rabu, 23 April 2025 | 20:39 WIB