Momentum Hari Buku Nasional juga harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi kesehatan. Setiap buku yang dibaca adalah langkah maju menuju masyarakat yang lebih terinformasi dan sehat. Mari kita gunakan setiap kesempatan untuk menyebarkan buku-buku berkualitas yang mendukung literasi kesehatan.
Kita harus ingat bahwa literasi kesehatan adalah lebih dari sekadar membaca dan menulis. Ini tentang memahami, mengaplikasikan, dan memanfaatkan informasi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Setiap buku yang kita sebarkan bisa menjadi kunci untuk masa depan yang lebih sehat bagi kita semua.
Mari kita rayakan Hari Buku Nasional dengan komitmen untuk memperkuat literasi kesehatan melalui buku, membuka jendela yang lebih lebar untuk visi dan cahaya bagi kesehatan yang lebih baik bagi semua, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Judith L. Green bahwa literasi adalah jendela dunia yang pertama dan paling penting; melalui literasi, kita bisa melihat masa depan kita.
Dengan terus berinovasi dan bekerja sama dalam mengembangkan sumber-sumber literasi kesehatan yang dapat diakses oleh semua, kita membuka jalan bagi sebuah masyarakat yang lebih berdaya, sehat, dan sejahtera. Ini bukan hanya hak setiap individu, tetapi juga fondasi bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Mari kita teruskan perjuangan ini, tidak hanya hari ini, tetapi setiap hari, sebagai langkah kecil untuk perubahan besar yang kita impikan.
*) Dokter Dito Anurogo MSc PhD (Cand.) adalah kandidat doktor di IPCTRM College of Medicine Taipei Medical University Taiwan, dosen tetap di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar, dokter pengampu telemedicine di SMA Negeri 13 Semarang, Ketua Komisi Kesehatan Ditlitka PPI Dunia, penulis puluhan buku, misalnya berjudul "The Art of Televasculobiomedicine 5.0", “The Art of Onconomics 5.0”, dan “Stem Cells Made Easy”, reviewer puluhan jurnal nasional dan internasional, trainer bersertifikasi BNSP
(Oleh Dokter Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.) *)