• Senin, 22 Desember 2025

Merawat air merawat kehidupan

Photo Author
Lucky Ireeuw
- Selasa, 30 April 2024 | 04:18 WIB
Wisatawan bermain air di kawasan wisata Air Terjun Mandala, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024).  (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Wisatawan bermain air di kawasan wisata Air Terjun Mandala, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Pertama, pengelolaan sampah dan limbah dengan memasukkannya pada sistem ekonomi sirkular yang meniadakan sampah dan limbah pada proses yang sirkular.

Kedua, pengendalian erosi dengan menggaungkan gerakan menutup tanah terbuka dengan vegetasi termasuk rumput di kawasan perkotaan dan pertanian konservasi yang rendah erosi.

Ketiga, memanen air hujan yang turun dari langit. Air hujan merupakan air bersih terutama yang turun setelah hujan pertama. Panen air hujan dapat dilakukan untuk kepentingan manusia langsung maupun untuk mengisi cadangan air tanah.

Panen air untuk kebutuhan rumah tangga atau industri dapat dibuat dengan menampung air dari atap saat hujan di tangki atau tandon.

Sementara panen air hujan untuk cadangan air tanah dan memelihara kelembapan tanah dapat dilakukan dengan membuat biopori atau cekungan-cekungan di lahan agar air meresap ke dalam tanah.

Cara ini pernah terbukti mampu menyehatkan serta menghidupkan tanah-tanah gersang di kawasan timur Indonesia. Cekungan buatan juga dapat mengurangi beban berat sungai-sungai di tanah air.

Tentu upaya itu bukan hal mudah. Saat ini sistem ekonomi sirkular berhadapan dengan sistem ekonomi linear yang masih mengabaikan pengelolaan sampah maupun limbah menjadi produk bernilai ekonomis.

Sistem ekonomi sirkular menerapkan prinsip 5R yang terdiri dari lima unsur yakni: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Refurbish (memperpanjang umur pakai), dan Renew (bahan ramah lingkungan).

Sistem ekonomi sirkular dapat melibatkan asosiasi dan pekerja yang telah bergelut secara informal mendaur ulang sampah sebagai bahan baku.

Saat ini ketika pemerintah berhadapan dengan persoalan timbulan sampah, para asosiasi justeru kekurangan bahan baku asal sampah sehingga terkadang harus mengimpor.

Musababnya bahan baku tercampur dengan sampah organik sehingga tidak layak, demikian pula status sampah di tempat penampungan sampah (TPS) milik pemerintah tidak serta merta dapat dimanfaatkan oleh asosiasi atau pihak swasta.

Pemilahan sampah sejak dari rumah tangga harus didukung oleh pemerintah beserta armada pengangkutannya. Penjadwalan pengangkutan berdasarkan jenis sampah dapat dilakukan. Berikutnya regulasi kepemilikan sampah harus terang benderang agar tidak menjadi persoalan hukum.

Demikian pula pertanian konservasi masih berhadapan dengan pertanian konvensional yang dianggap lebih mudah dan praktis. Pertanian konservasi bertujuan mengurangi air permukaan dan erosi tanah pada lereng yang landai.

Praktik dapat meningkatkan hasil panen karena air tertahan di dalam tanah sehingga kelembapan tanah terjaga terutama daerah kering dan semi kering.

Hasil penelitian mengungkap pertanian konservasi berupa budidaya penanaman sepanjang garis kontur dapat mengurangi air limpasan sebesar 10 persen per tahun dibandingkan budidaya tegak lurus lereng.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lucky Ireeuw

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bantuan Kesehatan Bagi Korban Banjir di Sumatera

Selasa, 9 Desember 2025 | 19:01 WIB

Perbarui sertifikat untuk cegah sengketa

Kamis, 20 November 2025 | 21:05 WIB

Prabowo targetkan tambah 30 fakultas kedokteran baru

Kamis, 20 November 2025 | 20:53 WIB

W.R. Supratman: Pahlawan mewangi, bukan berdarah

Rabu, 12 November 2025 | 19:54 WIB

Biaya haji 2026 turun

Rabu, 5 November 2025 | 04:03 WIB
X