Suasana pagi di Lapangan Cenderawasih, Biak, malam itu usai diguyur hujan habis-habisan seharian, tampak lebih semarak dari biasanya.
Ratusan warga memadati lokasi untuk mengikuti perayaan HUT ke-107 Pemerintahan Kabupaten Biak Numfor.
Di tengah kemeriahan, sebuah momentum penting yang sarat makna telah terjadi—Pemerintah Daerah secara resmi menyerahkan Surat Keputusan Pelaksana Tugas Kepala Sekolah Rakyat.
Bukan sekadar prosesi administratif, ini adalah titik tolak dari sebuah lompatan besar dalam dunia pendidikan di wilayah timur Indonesia.
LAPORAN: ISMAIL, BIAK NUMFOR
Sekolah Rakyat, program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang pendidikan, kini menemukan rumahnya di Biak Numfor.
Program ini bukan sekadar menambah unit sekolah atau jumlah murid, tetapi menghadirkan paradigma baru pendidikan inklusif yang menjangkau mereka yang selama ini tercecer di pinggir jalan pembangunan.
Sebut saja ada anak-anak dari keluarga kurang mampu, dari kampung-kampung terpencil, hingga mereka yang seringkali hanya bisa bermimpi tentang bangku SMA.
Di balik penyerahan SK yang berlangsung sederhana, tersimpan kerja panjang dan serius dari Pemerintah Daerah.
Mereka tidak menunggu arahan datang dari pusat, tetapi aktif menyiapkan seluruh kebutuhan dasar penyelenggaraan sekolah.
Dari penetapan lokasi hingga proses seleksi siswa, dari penyusunan kurikulum hingga pemeriksaan kesehatan calon peserta didik, semuanya digarap dengan perhatian tinggi.
Sebanyak 100 siswa telah terpilih untuk angkatan pertama—setengah laki-laki, setengah perempuan.
Mereka adalah anak-anak yang baru saja menyelesaikan pendidikan SMP, dan diseleksi bukan hanya berdasarkan prestasi akademik, tetapi juga latar belakang sosial.
Data dari Dinas Sosial digunakan untuk memastikan mereka benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu.